Tengah hari saat matahari menyemburkan teriknya yang sangat menyengat, Ratmini yang bermandikan peluh baru saja sampai di pekarangan rumah kecilnya yang cukup rimbun oleh pohon salam dan sukun di sisi kiri dan kanan. Pipi tirusnya merah masak dan napasnya agak tersengal-sengal. Angin sejuk yang menerpa tubuhnya sedikit mengenyahkan kegerahan, juga rasa lelah sehabis menggarap sawah seakan luruh ketika pandangannya bertemu dengan empat pasang netra bulat nan berbinar-binar milik kedua anaknya, Ipah dan Ogi. Mereka menyambut emaknya di ambang pintu dengan mengumbar senyum semringah nan polos khas anak-anak.
KEMBALI KE ARTIKEL