Warung Kopi Ongaku menjadi rujukan para sopir angkutan sawit, karet dan hasil bumi dari pedalaman Bengkayang yang akan menuju Pontianak atau Singkawang. Tidak ada hari libur atau "tanggalan merah" di warung kopi ini. Pegawai warung kopi sibuk menyeduh kopi dan pelanggan berkisah tentang perjuangan hidupnya dengan sesama penikmat kopi.
Dengan segelas kecil kopi hitam dibanderol harga Rp 5.000,- , kopi susu Rp 7.000,- dan segelas besar sari kacang hijau dijual dengan Rp 5.000,- serta aneka panganan seperti doko-doko, pulut hitam, bakpao, onde-onde, pastel dihargai Rp 2.000,- Ongoku demikian ramai dari pagi "buta" sampai malam jam 19.00.
Sejak pertama kali bertandang ke Bengkayang di awal tahun 2020, saya begitu "terpikat" dengan keberadaan Warung Kopi Ongaku. Dari cerita Bupati Bengkayang periode 2021 -- 2025, Sebastianus Darwis, Ongaku menjadi saksi perjalanan Kabupaten Bengkayang. Bengkayang yang dulunya menjadi bagian Kabupaten Sambas dan menjadi daerah pemekaran di tahun 1999 kini telah berkembang pesat.