Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie Pilihan

Memulai "Hidup" di Bengkayang di Warkop Ongaku

15 Juni 2023   09:14 Diperbarui: 15 Juni 2023   09:17 704 3
Ritme kehidupan di Bengkayang, Kalimantan Barat bermula di Warung Kopi Ongaku. Betul, usai sholat subuh warung kopi di sudut Jalan Pasar Tengah dan Jalan Tabrani sudah mulai buka. Warung kopi yang dibesut Ongaku (73) di tahun 1989, menjadi barometer kehidupan di kabupaten yang bertapal batas dengan Sarawak, Malaysia.

Warung Kopi Ongaku menjadi rujukan para sopir angkutan sawit, karet dan hasil bumi dari pedalaman Bengkayang yang akan menuju Pontianak atau Singkawang. Tidak ada hari libur atau "tanggalan merah" di warung kopi ini. Pegawai warung kopi sibuk menyeduh kopi dan pelanggan berkisah tentang perjuangan hidupnya dengan sesama penikmat kopi.

Dengan segelas kecil kopi hitam dibanderol harga Rp 5.000,- , kopi susu Rp 7.000,- dan segelas besar sari kacang hijau dijual dengan Rp 5.000,-  serta aneka panganan seperti doko-doko, pulut hitam, bakpao, onde-onde, pastel dihargai Rp 2.000,- Ongoku demikian ramai dari pagi "buta" sampai malam jam 19.00.

Sejak pertama kali bertandang ke Bengkayang di awal tahun 2020, saya begitu "terpikat" dengan  keberadaan Warung Kopi Ongaku. Dari cerita Bupati Bengkayang periode 2021 -- 2025, Sebastianus Darwis, Ongaku menjadi saksi perjalanan Kabupaten Bengkayang. Bengkayang yang dulunya menjadi bagian Kabupaten Sambas dan menjadi daerah pemekaran di tahun 1999 kini telah berkembang pesat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun