Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerita Pemilih

Gimmick dan Model Kampanye Para Capres

21 Januari 2024   14:48 Diperbarui: 21 Januari 2024   14:57 91 1
Musim kampanye pemilu 2024 yang telah dimulai sejak akhir November 2023 yang lalu dimanfaatkan betul oleh para peserta pemilu, baik partai politik, calon DPD RI, maupun capres-cawapres guna mendulang suara saat pencoblosan 14 Februari mendatang.

Diantara ketiga capres yang berkontestansi di pilpres kali ini, secara umum bisa kita bedakan model dan cara kampanyenya, 01 dengan latar belakangnya sebagai akademisi mengambil model pendekatan serius dalam berkampanye, maka muncullah program kampanye "Desak Anies" di mana capres 01 berdialog dan berdiskusi dengan berbagai kalangan secara langsung.

Capres 02, yang di dua kali pilpres sebelumnya tampil garang karena latar belakang militernya, di pilpres kali ini tampil beda dengan mengusung konsep santai, maka muncullah konsep "Gemoy" dalam berbagai konten kampanye capres 02 ini.

Sementara capres 03, sebagai seorang yang dikenal sebagai raja konten, kali ini tetap tampil selayaknya seorang konten kreator, maka berbagai aktivitas kampanyenya dibungkus dengan pendekatan gimmick ala konten media, seperti yang dilakukan oleh capres 03 dengan aksi "Tidur di Rumah Warga"

Lalu, bagaimana publik merespon aksi kampanye ketiga capres tersebut? Indikator Politik dalam rilis surveinya 20 Januari kemaren merekam persepsi publik terhadap model kampanye, gimmick dan aksi kampanye para capres tersebut. Kampanye "Desak Anies" ternyata kurang dipublikasikan dengan baik oleh humas tim kampanye 01, terbukti bahwa hanya sekitar 17,5% publik yang mengetahui kegiatan kampanye yang bertajuk "Desak Anies" tersebut. Sementara gimmick "Gemoy" yang diluncurkan oleh capres 02 diketahui oleh sekitar 63,5% masyarakat. Sementara aksi "Tidur di rumah warga" yang dilakukan oleh capres 03 juga ternyata kurang masif dipublikasikan oleh humas tim 03, terbukti aksi ala konten kreator tersebut hanya diketahui oleh 20,8% masyarakat.

Dengan sisa waktu kurang dari sebulan jelang waktu pencoblosan, maka PR bagi para tim humas dari para paslon untuk bisa memasifkan model kampanye jagoannya sehingga masyarakat bisa mengetahui kemudian menyukai dan harapannya bersedia memilih jagoan mereka tersebut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun