tengisnya muringis rerekan kalawan tongtongsot asrang humung, bebengkah humangseh gegembung adulur lawan balung atanrak (hantu  tengis meringis. hantu tetekan bersama hantu tongtongsot menyerang membuat suara keras, hantu bebengkah menyebar, hantu gegembung beriringan dengan hantu balung menari-nari)
Tetiba kok iseng pengin nulis terkait dengan khazanah per-hantu-an di kalangan masyarakat Jawa. Ide tentang postingan ini bermula dengan pertanyaan iseng juga, yaitu mengapa hantu di negara lain terkesan lebih keren, misalnya vampire di dunia barat yang pakaiannya keren dan mahal, pakai jas dll, bandingkan dengan hantu legend di tradisi kita, yaitu hantu pocong.
Dalam postingan ini, kita tidak akan masuk ke dalam perdebatan terkait klenik atau mistik atau takhayul, namun kita akan berbicara soal per-hantu-an dalam dimensi budaya.
Jadi begini, hantu, kenapa di setiap negara bahkan di setiap daerah itu bisa berbeda beda, karena khasanah per-hantu-an itu berkembang menyesuaikan diri dengan perkembangan budaya di masyarakat setempat. Semisal di jaman Majapahit dulu tentu belum muncul hantu suster ngesot atau hantu si manis jembatan ancol misalnya.Â