Di antara kisah yang paling dikenal oleh masyarakat terkait kerajaan Tumapel adalah legenda kutukan mPu Gandring yang konon dikisahkan merupakan seorang pembuat senjata yang hebat di masa itu. Dalam cerita yang menyebar di masyarakat disebutkan bahwa langkah awal Ken Arok memguasai Tumapel yang saat itu masih merupakan bawahan Panjalu adalah dengan membunuh penguasa Tumapel yaitu Tunggul Ametung. Untuk melaksanakan niatnya, maka Ken Arok kemudian memesan keris kepada mPu Gandring. Dan, cerita berlanjut dengan terbunuhnya mPu Gandring saat Ken Arok datang untuk mengambil keris pesanannya sebelum waktu yang disepakati. Dikisahkan sebelum terbunuh, mPu Gandring mengutuk Ken Arok dan keturunannya akan terbunuh dengan keris yang sama. Maka, setelahnya, kisah Tumapel adalah kisah perang dan saling bunuh diantara para keluarga raja, mulai dari Ken Arok, Anusapati dan Tohjaya.
Tumapel kemudian memasuki masa damai saat tahta diduduki oleh Ranggawuni atau Wisnu Wardhana atau Sminingrat anak dari Anusapati yang memerintah bersama dengan sepupunya, Mahesa Campaka atau Narasinghamurti. Untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, maka sanak saudaranya diangkat menjadi penguasa daerah, sebagaimana yang tercantum dalam prasasti Mula Manurung.