Bulan mei ini adalah bulan yang cukup penting dalam perpolitikan negeri ini, partai pemenang pemilu 2009 sedang punya hajat untuk memilih ketum barunya, yang hari-hari ini sedang sibuk berpolemik di media dan saling mengkalim mendapat dukungan paling banyak.
Meskipun banyak pihak yang sepakat bahwa sesungguhnya hajatan kongres partai democrat itu sudah selesai sebelum dimulai, karena memang yang menentukan siapa yang akan duduk di kursi ketua umum adalah yang democrat 1 sendiri, yaitu sby, dan hari-hari ini dapat disaksikan betapa andi malarangeng lah yang kasat mata mendapat dukungan dari sby. Sehingga konon kontestansi menjelang kongres sebagaimana yang ditunjukkan antara andi, anas dan marzuki hanyalah kembang-kembang belaka, karena konon bahkan susunan pengurus dpp sekalipun sudah disusun oleh andi dan timnya.
Namun kita tidak akan panjang lebar membicarakan tentang hajatan partai democrat itu, yang akan kita bicarakan adalah paska kongres. Apa yang akan terjadi dengan peta perpolitikan nasional paska kongres pemenang pemilu tahun lalu itu?
Paska paripurna dpr yang secara telanjang mempertontonkan “pengkhianatan” beberapa partai peserta koalisi cikeas telah menohok dan membuat sakit hati para petinggi democrat, dan mungkin tak terkecuali sby sendiri yang sangat berharap koalisi yang dibangunnya adalah koalisi yang kokoh dan saling bahu-membahu menguatkan satu sama lain kerjasama antara pemerintah dan parlemen yang nota bene dikuasai oleh koalisi itu. Namun ternyata harapan itu dibuyarkan oleh fakta bahwa ada peserta koalisi yang justru berselingkuh di tengah jalan dan menelikung bangunan koalisi.
Maka konon akan ada reward and punishment paska paripurna itu, reward tentu akan diberikan kepada partai koalisi yang setia dengan koalisi, sementara punishment akan diberikan kepada partai yang berkhianat terhadap koalisi. Dan konon pula reward and punishment yang berupa bongkar pasang kursi cabinet itu akan dilakukan setelah hajatan besar partai pemenang pemilu akhir mei nanti.
Dan di tengah hiruk-pikuk rumor tentang bongkar pasang kursi kabinet itu, tiba-tiba muncul berita bahwa sri mulyani akan menduduki kursi salah satu direktur pelaksana bank dunia mulai awal juni nanti, maka bisik-bisik tentang sri mulyani tentu kembali akan menyeruak, karena dalam hiruk-pikuk pertentangan antara istana dan parlemen akhir-akhir ini salah satu yang menjadi target adalah sosok sri mulyani yang dianggap bertanggung jawab dalam skandal century bersama-sama dengan anggota KKSK dan dewan gubernur BI saat itu.
Maka paska keputusan parlemen yang menempatkan dirinya sebagai salah satu pihak yang dianggap bertanggung jawan dalam skandal century itulah maka hubungan antara menkeu dan parlemen menjadi semakin tidak harmonis, yang efeknya tentu akan berimbas pada kinerja kementrian yang dipimpinnya, apalagi bertubi-tubi berbagai masalah terus mendera kementrian yang dipimpin oleh sri mulyani itu, semisal kasus gayus, yang merupakan puncak gunung es persoalan perpajakan yang telah ada selama ini. Belum lagi soal pemeriksaan oleh KPK yang menjadi polemic belakangan ini.
Maka mungkinkah rencana bongkar pasang yang mungkin akan dilaksanakan paska hajatan partai democrat akhir bulan ini selain memberikan reward and punishment terhadap partai-partai peserta koalisi, juga akan dilakukan kepada sri mulyani, yang akan menduduki kursi salah satu direktur pelaksana bank dunia, sebagai solusi win-win solution gonjang-ganjing politik yang ada selama ini?