Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Just for My Mom

18 Desember 2011   17:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:05 121 0
Ya Allah, engkau masih memberikan beliau kesempatan untuk terus berbakti pada-Mu.. tapi sungguh, akulah sesungguhnya yang masih engkau beri kesempatan, agar aku bisa tetap berjuang, demi impian2ku, untuk membanggakan seorang "IBU".

Ibu, aku persembahkan note ini untukmu, aku sayang kamu...

Ini adalah sebuah kisah, yang menjadi pelajaran berharga bagi diriku, akan sebuah arti cinta seorang ibu terhadap anaknya..(kisah ini saya tulis ulang dari sebuah e-book yang saya baca)

Setelah sekian lama tidak berjumpa dengan ibu karena kesibukkanku di luar perantauan. Tiba saat dimana ibu menyempatkan untuk berkunjung kerumahku. Mungkin karena kerinduannya sehingga ibu datang menemuiku dan bermalam di rumahku untuk beberapa hari. Hari pertama pertemuanku dengannya hanyalah perasaan rindu biasa saja, dan tidaklah berlebihan.

Singkat cerita, malam itupun kami berbincang biasa saja. Dan tak berapa lama, ibu berkata, “Anakku, besok temenin ibu belanja baju baru ya. Kebetulan besok kan kamu lagi gak ada kerjaan”. Kebetulan memang aku esok hari adalah cuti kerjaku. Walaupun dalam hati, aku sebenarnya tidak suka pergi untuk berbelanja. Namun ini adalah permintaan ibu yang memang tak mungkin aku tolak tanpa alasan.

Esoknya, aku dan ibu pun pergi berbelanja. Kami sudah berkeliling dari toko satu ke toko lainnya. Namun, ibu belum juga menemukan baju yang menurutnya cocok untuk beliau beli.

Sampai tiba di sebuah toko dan berkata, “Nak, baju ini cocok buat ibu tidak?” Dengan senyum manisku yang sebenarnya sudah diliputi rasa lelah setelah hampir seharian berkeliling, aku bilang, “Bagus kok bu..”

Akupun duduk di tempat yang tersedia di salah satu sudut di toko itu, dekat ruang ganti, dimana ibu sedang mencoba salah satu baju dengan retsleting baju di bagian belakang. Kemudian ibu memanggilku dan meminta tolong padaku, “Nak, bisa bantu ibu menutup retsleting baju di belakang ini?”

Sebelum aku membantunya, aku melihat begitu susah payahnya beliau melakukan hal itu dengan tangannya yang semakin keriput. Tiba-tiba, aku teringat, bahwa tangan itulah yang dahulu membelaiku dengan lembut saat aku masih diasuhnya. Tangan yang dahulu begitu lembut membelaiku telah menjadi tangan keriput yang dengan susah payahnya untuk menutup retsleting sebuah baju. Saat aku membantunya, tanpa terasa air mataku menetes melihat tangan itu. Dan memikirkan, apa yang telah saya lakukan selama ini? Mengapa saya hanya belum bisa membahagiakan beliau. Tiba-tiba, ibu pun bertanya padaku kenapa menangis? Saya hanya bisa berkata, “Ibu, terimakasih, maafkan aku ibu”.
Sahabat, saya hanya ingin berbagi sedikit saja kisah ini. Saya rasa tidak ada salahnya kita merenungi apa saja yang telah kita perbuat untuk ibu kita. Dan apa yang seharusnya kita lakukan untuk beliau? Terimakasihlah, Minta Maaflah, dan Balaslah budi baik beliau, sehingga beliau pun bangga dengan dirinya karena telah berhasil membuat kita menjadi seperti saat ini.

Selamat hari ibu..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun