Sejauh ini, digitalisasi pendidikan baru terfokus pada dua hal: Konten belajar dan LMS (Learning Management System). Apakah digitalisasi pendidikan hanya sebatas dua hal ini? Nampaknya, bahkan kementrian pendidikan sekalipun belum memiliki peta jalan dan cara yang jelas bagaimana pendidikan bisa segera Go-Digital. Demikian pula sektor non-government belum memiliki karya yang cukup "revolusioner" seperti bagaimana Gojek menggunjang dunia transportasi dan bagaimana Bukalapak dll merubah landscape jual-beli barang. Dengan kata lain, Indonesia masih menantikan produk karya anak negeri yang mampu menjadi terobosan besar dalam digitalisasi pendidikan.
Bila kita sederhanakan, aktivitas pendidikan berpusat pada 3 aktivitas utama: belajar, mengajar dan berbagi pengetahuan. Pendidikan adalah proses belajar seorang murid kepada Guru untuk mendalami/menguasai suatu pengetahuan atau kemampuan. Selebihnya adalah supporting bagi ketiga aktivitas ini, seperti ketersediaan reverensi belajar (buku, kitab, jurnal, artikel, berita dll), latihan belajar/ujian/test, fasilitas belajar (gedung, kelas, bangku, komputer dll), dan administrasi sekolah (absensi, raport, biaya dll). Sudah selayaknya digitalisasi pendidikan mampu membuat aktivitas utama (belajar, mengajar & sharing pengetahuan) dan aktivitas pendukung dalam pendidikan berjalan lebih cepat dan mudah.