Pertengahan Agustus 2011, dari radio legendaris bapak angkatku terdengar suara presiden yang membacakan pidatonya dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI. Memang agak berbeda dengan pidato presiden pertama yang lantang menentang Belanda. Tetapi dari berbaris-baris kata yang dibacakan kali ini, aku tertarik dengan satu isu besar, yaitu sorotan investasi dari pemerintah pusat di Papua Barat. Ini dia yang membuat tanganku menggerakkan volume radio semakin tinggi suaranya.