Akhirnya kami menutup Ramadhan dan membuka Syawal di Fakfak, potongan kota karibia yang terdampar di Indonesia. Awal bulan ini kami akan berkumpul seperti yang diagendakan, bertemu sebulan sekali di pusat kota untuk koordinasi dan melepas liburan.
Urusan kali ini cukup bervariasi. Hal utama yang akan kami kerjakan adalah memenuhi undangan bupati untuk bersilaturahim dan berencana menawarkan ide untuk kegiatan selama kami mengabdi di kota pala ini.
Setelah disambut ramah di “rumah negara”, kesimpulan akhir adalah kami tersenyum! Terjadi sinkronisasi yang mengejutkan antara kegiatan yang akan kami lakukan dengan apa yang direncanakan bupati. Mission completed!
Misi selanjutnya adalah liburan lebaran. Kami berencana mengunjungi Arguni, salah satu pulau tempat pengajar muda mengabdi. Sore itu, ditengah liukan jalan menuju Distrik Kokas, kami duduk sekitar 1,5 jam di atas bus menuju ke pelabuhan, tempat yang ditentukan oleh tuan rumah yang akan menjemput kami.
Angin pelabuhan telah menelisik rambutku. Air garam, istilah untuk air laut, telah membentang di depan. Oke, inilah yang aku tunggu, ingin merasakan ombak menuju Pulau Arguni, apakah sama dengan ombak menuju pulauku di Distrik Karas?