Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Ngalap Berkah dari Ngeblog di Kompasiana

27 Oktober 2014   21:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:32 307 18

Tulisan berikut agak panjang, harap berkonsentrasi :)

Terhitung sampai dengan Januari 2015 nanti, saya telah genap 5 tahun berdomisili di Kompasiana. Masih ingat rasanya saat dengan culunnya pertama kali naik ke permukaan Kompasiana, masih belajar mengatur susunan kata, belum tahu bagaimana caranya meng-upload foto yang representatif, dan belum begitu akrab berinteraksi dengan kompasianer lainnya. Seingat saya jaman itu Babeh Helmi yang seolah membimbing saya, sesekali saya juga mengintip posting-annya yang senang membahas komik/kartun humor dan mistis. Atau menoleh ke Fikri, teman kuliah saya yang aduhai jagonya dalam menulis fiksi.

Ada banyak hal yang tak terduga yang saya dapatkan dari Kompasiana. Secara kronologis, saya mencoba membuat highlight selama hampir lima tahun bercengkerama di Kompasiana yang berujung ke aktivitas lain yang bukan hanya bagi saya berkahnya, tapi juga berdampak bagi masyarakat lebih luas manfaatnya.

Tahun pertama di Kompasiana saya isi dengan beragam tulisan seputar aktivitas bersama masyarakat Kaliadem saat Gunung Merapi meletus menjelang akhir 2010. Saya tak pernah menyangka apa yang saya tuliskan di Kompasiana akan berguna, hingga saat sebuah pesan masuk, dan bekenalan dengan Mbak Anaz (yang saya panggil Mas :D) dan Mas Trie. Mbak Anazkia dan teman-teman saat itu sedang mengumpulkan tulisan-tulisan tentang Merapi, untuk dibukukan dan seluruh hasil penjualannya didonasikan untuk saudara-saudara yang terkena bencana.

Buku dengan format independent publisher pun akhirnya lahir. Di buku inilah pertama kali termuat nama saya di dalam sebuah buku sebagai salah satu penulisnya. Dari sini pula saya mengenal Om Dhanang Dhave, seorang blogger, ahli biologi, dan juga fotografer yang sebentar lagi menemani Om Arbain dalam diskusi di Kompasianival 2014.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun