Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tergetar Doa Kasir Parkir

28 Januari 2012   23:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 415 2
[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Kasir parkir"][/caption] Tepat di depan loket karcis pembayaran saya berhenti untuk membayar parkir. Tidak lama berselang dari lajur yang bersebelahan datang mobil dengan kecepatan tinggi menorobos loket pembayaran. Namun yang tidak terduga dari lisan sang kasir parkir keluar kata-kata. "Semoga dia selamat di perjalanan, dan tidak terjadi apa-apa di jalan. Mungkin ada keluarganya yang sakit". Saya terhenyak dan terharu dengan kata-kata itu. Tidak banyak orang yang mampu, walau terkadang mendapat sebutan suci seperti Kiai, Pendeta, Rabbi, Romo, Ustadz, Gus, Biksu - untuk melantunkan doa kebaikan terhadap seseorang yang telah berbuat buruk yang menyakiti mereka sekaligus berbaik sangka." Dalam anggapan mata manusia mungkin dia hanya seorang kasir parkir biasa, namun di 'mata' Tuhan dia adalah orang mulia. Ini sungguh luar biasa. Dia tidak marah-marah justru sebaliknya. Oleh karena itu, menurut ajaran yang kami yakini, Tuhan tidak menilai kemuliaan seorang hamba dari gelar atau tampilan casing luarnya, tetapi dengan ketakwaan dan akhlaknya. Siapapun dia. Pada hari itu saya memetik pelajaran berharga tentang doa kebaikan dan indahnya berbaik sangka. Sesungguhnya doa baik yang kita haturkan itu akan kembali kepada diri kita. Maka seyogyanya kita mendoakan orang lain untuk kebaikan mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun