Kehidupan sering kali menghadirkan ironi yang pedih, keinginan untuk menerima bantuan dibarengi dengan keengganan untuk memberikan bantuan yang sama kepada orang lain. Ikhlas sebuah koneksi batin kepada Allah S.WT tanpa harus diucapkan kepada penerima, namun manusia kadang kurang menyadari akan makna Ikhlas sebagai sebuah pengertian yang semestinya dimengerti sebagai upaya untuk saling membutuhkan bantuan satu sama lainnya. Disaat kau kekurangan, kau mengharapkan bantuan, namun disaat kau berkelebihan, kesadaranmu untuk membantu hilang tertelan bumi, di mana letak pengertian itu. Â Paradoks ini, yang biasa terjadi dan membingungkan, menggarisbawahi keterputusan mendasar dalam interaksi manusia. Kita dengan mudah menerima bantuan, menyadari kerentanan dan keterbatasan kita sendiri, namun kita sering ragu-ragu untuk menawarkan bantuan, mungkin karena dibutakan oleh keinginan untuk mempertahankan diri atau karena tidak peduli dengan perjuangan orang-orang di sekitar kita. Kontradiksi yang melekat ini menimbulkan pertanyaan tentang empati, timbal balik, dan sifat dasar dari komunitas.
KEMBALI KE ARTIKEL