"Mumpung bisa istirahat aku tidur bentar,malam nanti lanjut kerja",itu niatku.
Jendela kamar ku buka, mengusir hawa panas yang ada di kamar. Kurebahkan badan dan kucoba memejamkan mata. Nyaris tertidur.
Tiba-tiba kurasakan gatal di jempol kaki kananku. kutahan agar kakiku tak bergerak. Ingin tahu siapa yang mengusik Jempolku yang gagah itu.
Seekor nyamuk belang nanpak dengan gigih berusaha mengenyangkan perutnya. Kugerakkan kakiku. Dia pergi dan kembali dalam hitungan detik. di tempat yang sama.
Malas bergerak, tiba-tiba kulihat seperangkat alat di dekat bantalku. Aku ingan pesan pak Min, penjaga Mess, "Pak. sementara AC belum dipasang, ini ada kipas angin. Dan ini remotenya". Ah sudah ada teknologi nirkabel di kipas angin.
Kupencer angka 3 di kotak mungil itu. Kipas berputar perlahan. Sang nyamuk tetap bertahan.
Kupencet angka 2. Kipas berputar lebih cepat dan sang nyamuk mulai terusik.
Ah, rupanya kipas ini menggunakan terminologi olimpiade. Nomer 1 adalah sang juara.
Tak butuh lama bagi kipas angin untuk mendapatkan putaran tertingginya.
Dan......
Sekilas kulihat kelebatan nyamuk terpental keluar jendela,diterima oleh temaramnya senja.
Dan lamat-lamat kudengar suara nyamuk itu: "Aaaaaaaassssssssssyyyyyyuuuuuuuuuuuuuuuu....................".
Oh, lemut kok misuhan.
Akupun terlelap. Bangun 3 jam kemudian dengan perut kembung kena angin juara olimpiade.
