[caption id="attachment_146303" align="aligncenter" width="500" caption="Ikon Vote 4 Babeh"][/caption] Seribu Tangan Cinta lahir dari kepedulian para Kompasianer. Ada lintasan pikiran Jimmo Morrison, ada jejak Kit Rose, ada coretanĀ Edi Sentana Sembiring, ada juga celoteh Budi Handuk. Dan, masih banyak buah pikiran para kompasianer lain yang sudah memberikan kontribusinya. Bakti Sosial di Muara Angke adalah awal dari berdirinya Perkumpulan Seribu Tangan Cinta. Persoalan-persoalan yang menjadi tujuan Perkumpulan Seribu Tangan Cinta yang berfokus di persoalan anak-anak dan lingkungan mereka adalah persoalan klasik yang ada di manapun dan sudah ada sejak industrialisasi hadir di bumi ini. Persoalan-persoalan yang terbukti tidak dapat diatasi dengan cara-cara yang konvensional, karena persoalan sosial adalah persoalan dengan banyak sisi. Diperlukan cara pemecahan yang unik, kreatif disertai sudut pandang yang berbeda. Babeh Helmi memiliki kualitas itu. Sebagai pekerja kreatif di Broadcast ia sudah terbiasa untuk melihat persoalan dengan cara yang tidak biasa. Sebagai pekerja seni ia selalu dan akan selalu memandang dunia dari sisi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Yang paling penting, kepeduliannya kepada teman, kepada sesama sudah banyak dirasakan dan dibuktikan. Sisi ini yang sangat dibutuhkan oleh Perkumpulan Seribu Tangan Cinta dalam memandang, memahami serta mencari solusi dari tiap bidang pekerjaan yang ditanganinya. Helmi Budiprasetyo (nama asli Babeh) layak untuk menjadi yang pertama di Perkumpulan Seribu Tangan Cinta. [caption id="attachment_146305" align="aligncenter" width="500" caption="Vote 4 Babeh"][/caption] Bagaimana menurut anda? referensi tentang profile Babeh Helmi ada di
http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/15/rekam-jejak-si-bocah-kocak/ ditulis sebagai dukungan penuh kepada Babeh Heli dan deklarasi diri sebagai JurKom (Jujur gue Kompor) Babeh Helmi.
KEMBALI KE ARTIKEL