Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Balada Eka: Penelitian tentang Tidur

11 Januari 2010   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31 287 0
Eka sekarang sedang menempuh pendidikan S3 di Fakultas Kedokteran Universitas Terbuka Negeri Ngotjoleria (UTNN). Meskipun sering dianggap dudul, ternyata Eka cukup cepat menyelesaikan pendidikannya sebagai Dokter Umum. Bayangkan,ia mampu meraih gelar dokter dalam waktu tidak lebih dari 2 tahun. Dan lebih dahsyat lagi, pendidikan S3 ditempuh tidak lebih dari 6 bulan saja. Prestasi yang luar biasa ini tentu menarik perhatian banyak pihak. “Ya dia kan anak angkatnya Profesor Katedra Rajawen,Rektor UTNN sekaligus penasihat kerajaan”, demikian rumor yang sering terdengar di pasar,pangkalan ojek dan juga warung-warung kopi di seantero negeri. Maklum sebagai anak petinggi Negara tentunya menarik untuk dibicarakan. Bahkan Ikaparhusip, Pemimpin Redaksi 4N (Negeri Ngotjoleria News Network) sebuah jaringan berita gossip ibu-ibu tarkam (antar kampung) berniat meliput keseharian Eka untuk ditayangkan di jaringan beritanya. “Ini bukan sekedar infotainment,tapi sudah mengarah ke edutainment,prestasi luar biasa yang membanggakan anak negeri”,demikian alasan Ikaparhusip dihadapan sidang dewan redaksi 4N. Tentu sambil menghunus samurai yang selalu dibawanya serta. Karuan saja seluruh awak redaksi sampai ke office boy mengangguk setuju dan memberinya pujian atas ide cemerlang ini. [caption id="attachment_51910" align="alignright" width="210" caption="chocky"][/caption] Eka dan sang ayah tentu saja langsung menyetujui surat permohonan wawancara yang dikirim 4N. Bahkan Prof. Katedra memnta wawancara itu dipercepat,”Aku gerah dengar gosip-gosip tentang anakku,kita klarifikasi saja segera”, sambil mengelus-elus kepala Chocky anak angkatnya yang lain. Ya,profesor yang satu ini memiliki hati yang sangat lembut. Ia mudah sekali jatuh sayang kepada sesama dan selalu diangkatnya menjadi anak angkat,termasuk Chocky si kucing anggora yang doyan ice cream itu. Maka pada hari minggu pagi yang cerah Ikaparhusip telah datang berkunjung di rumah keluarga Katedra yang memiliki halaman yang luas dan asri penuh tumbuhan dan hewan. Profesor Katedra menemui Ika di teras depan rumah megah itu. “Kita wawancara di sini saja ya,sambil melihat pemandangan berbagai pohon dan hewan yang ada. Jangan salah,mereka semua adalah anak-anak saya yang sangat saya sayangi”. Tak lama kemudian Eka hadir bergabung dengan mereka. “Alasan saya untuk sekolah lagi dan mengambil bidang kedokteran adalah karena saya ingin mengobati penyakit ayah saya ini”, kata Eka membuka pembicaraan. Menurut Eka, ia selalu terganggu dengan suara ngorok ayahnya yang sangat keras, “Aku pernah mengukur mbak,sampai 10db”. Ika bengong. Ada pemahaman yang salah di masyarakat bahwa seseorang yang tidur ngorok menandakan ia tidur nyenyak. Sebenarnya, ngorok merupakan salah satu gejala atas adanya gangguan di saluran pernapasan. Gangguan itu bisa terjadi karena saluran napas tersumbat oleh gumpalan lemak pada mereka yang kegemukan, tumor, atau ada pembengkakan di saluran pernapasan. Bila tidak diatasi, ngorok atau sleep apnea itu bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya. "Biasanya penderita sleep apnea ini tidurnya tidak pernah berkualitas. Bangun tidur bukannya segar, malah lemas dan mengantuk karena oksigen yang masuk ke dalam tubuh tidak lancar," tutur Eka. Eka menjelaskan, sleep apnea terjadi karena waktu tidur otot-otot dari lidah bagian belakang dan sekitarnya menjadi terlalu "relaks" sehingga bergerak kebelakang dan menutup saluran pernapasan. Kondisi itu membuat seseorang ngorok (snoring), bahkan ada yang tidak bernapas untuk beberapa detik. Akibatnya, terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah. Naiknya kadar CO2 dalam darah merangsang pusat di otak yang membuat penderitanya bangun (secara tidak sadar) dan bisa bernapas lagi. "Kejadian apnea ini bisa terjadi puluhan kali sehingga orang ini tidak pernah tidur nyenyak dan jarang bermimpi. Meski penderitanya sudah cukup lama tidur, tetap saja dia masih terasa sangat mengantuk," tambah Eka lagi. Ika yang datang untuk mendengarkan konfirmasi dari gossip yang beredar menjadi tidak puas,ia mendesak Eka, “Lalu soal cepatnya anda menjadi dokter dan sekarang sedang menyusun disertasi ini bagaimana mbak?”. “Oh ya,soal itu”, jawab Eka, ia mengubah duduknya, mendekati Ika. Dasar biang gossip, Ika pun mendekat pula,bersiap mendengar secara langsung dari nara sumbernya. “Aku menemukan bukti yang akan menghebohkan yang kutulis dalam disertasiku ini”,kata Eka sambil sedikit berbisik. Ika mengerutkan dahinya “Bukan ini yang kutunggu duduls”, katanya dalam hati, tapi melihat keseriusan di wajah Eka mau tak mau Ika pun menajamkan kupingnya. “Penelitianku menunjukkan bahwa posisi tidur bisa memperpendek usia seseorang lho mbak”, mimik Eka sangat serius. Eka menjelaskan bahwa posisi tidur TELENTANG itu mempercepat kematian. Terhenyak Ika mendengar berita itu. “Yang bener mbak?” tanyanya serius,hilang sudah mimik ngegosip dari wajah imutnya. Tiba-tiba Eka berdiri dan sambil berkacak pinggang dia berteriak: “Nah dasar dudul! Siapa juga kalo tidur sambil TELEN TANG ya koit! JANGANKAN TELEN TANG TELEN PAKU AJA MATI! Telen deh tu samurai”, wajah Eka berubah merah padam,badannya bergetar hebat dan,alamak,rambutnya yang terurai mendadak berdiri seperti landak marah. “Sekarang siapa yang dudul? Seenaknya bilang aku nyogok,pake jabatan ayahku! Aku bisa melakukan ini semua karena usahaku tau!” Ika dan prof. Katedra terlonjak kaget melihat Eka yang murka ini. Gadis yang bersuara halus itu ternyata menyimpan amarah yang demikian besar. Tanpa disadari mereka berdua berlari sekencang-kencangnya menuju pintu gerbang yang berjarak 630 meter diikuti semua yang berkaki atau bisa bergerak. Sementara di belakang terdengar suara tertawa yang sangat histeris. Semua akhirnya bergerombol di gerbang depan dengan nafas terputus-putus. Ika yang sangat kaget dan juga harus berlari cepat wajahnya pucat pasi,keringatnya mengucur deras. Sementara tak disangka profesor Katedra ternyata tidak terlihat kelelahan yang sangat. Mungkin karena kegiatan hariannya yang cukup membuat bugar, menyapa satu-persatu anak angkatnya yang berjumlah 735 batang pohon dan 417 ekor binatang di tanah seluas 2 hektar. Beberapa saat kemudian Ika yang merasa misinya gagal berpamitan dengan profesor Katedra. Dengan wajah lunglai Ika berjalan meninggalkan gerbang rumah itu. Tiba-tiba terdengar suara prof. Katedra memanggilnya,”Ika,…Ika,…. Maukah kamu jadi anakku? Jadilah saudara Eka ya,karena cuma Eka satu-satunya manusia yang kuangkat sebagai anak, mau ya…….”, terlihat oleh Ika wajah tulus dan penuh kasih sayang itu. Tak menjawab, Ika berlari kencang meninggalkan prof. Katedra dan anak-anak angkatnya. Sumber tulisan tentang mendengkur diambil dari Suara Karya Online tahun 2006

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun