Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Meski Harga Elpiji 12 Kg Naik, Life Must Go On

13 September 2014   21:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:47 431 0




Lalu bagaimana dengan saya sendiri? jujur saja walaupun sempat kaget tapi saya merasa tidak ada anggaran belanja rumah tangga saya yang perlu dipangkas. Bukannya saya sok kaya, tapi kenyataannya alokasi dana yang saya keluarkan untuk membeli gas Elpiji 12 Kg termasuk masih irit. Kenapa bisa irit? Karena gas Elpiji di rumah saya hanya digunakan untuk masak sarapan pagi dan masak saat hari libur saja. Untuk keperluan makan siang dan malam kami biasa membeli makan di luar. Saya juga sangat jarang menggunakan kompor untuk merebus air yang membutuhkan waktu lama, karena untuk keperluan air minum keluarga saya biasa menggunakan air minum kemasan. Jika butuh air panas sudah ada dispenser. Kalau butuh mandi air hangat juga sudah ada water heater. Karena itulah penggunaan gas Elpiji 12 Kg di rumah saya bisa saya gunakan hingga 2 bulan lebih. Jika harga gas Elpiji 12 Kg naik jadi Rp.140.000/ tabungnya itu artinya per bulan saya hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 70.000 saja. Irit kan? Jadi tidak ada alasan bagi saya untuk ikut-ikutan panik karena harga gas Elpiji 12 Kg naik.


Namun ternyata ada juga teman yang menentang pendapat saya yang terkesan cuek dan dianggap egois tersebut. “Ya itu mungkin berlaku cuma buat kamu aja ri..emang kamu nggak mikirin efek domino dari kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg ini? Barang kebutuhan pokok lainnya juga bakalan ikut naik lho! Kalau semua harga ikut naik tentunya rakyat kecil juga yang bakal jadi korban..kasihan kan..” kata seorang teman menasehati saya.  Mendengar selentingan dari teman itu membuat saya sempat berpikir, apa iya kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg ini akan merugikan rakyat kecil?


Belum sempat terjawab pertanyaan saya tersebut, tiba-tiba seminggu sesudah kabar heboh pada bulan Januari 2014 tentang kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg ini bergulir, pemerintah membatalkan kebijakan ini. Presiden SBY memerintahkan agar keputusan tentang kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg sebesar 68% ini di batalkan dan dilakukan pengkajian ulang. Hasil pengkajian ulang ini memutuskan bahwa kenaikan harga Elpiji nonsubsidi 12 kg yang semula ditetapkan sebesar Rp Rp 3.500 per kg direvisi menjadi Rp 1.000 kg, atau Rp 12.000 per tabung. Dengan kenaikan sebesar itu, harga di tingkat konsumen mengalami kenaikan dari sebesar Rp 78.100 menjadi Rp 91.600 atau naik hanya sebesar 17,3%. Kabar ini tentu saja menjadi kabar gembira bagi kita semua, khususnya teman-teman saya. Rencana pemangkasan alokasi belanja yang tadinya sudah disusun rapi jadi batal dilaksanakan. Mereka semua senang, karena dengan dibatalkannya kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg sebesar 68%  itu artinya masih bisa terus langganan TV Kabel, masih bisa pergi kemana-mana naik mobil, masih bisa menikmati me time di salon sesuka hati, dan masih banyak yang lainnya. Semuanya gembira termasuk saya.
Kenapa Harga Elpiji 12 Kg Harus Naik?


Namun kesenangan ini ternyata tidak akan bertahan lama karena sesungguhnya rencana pembatalan kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg ini tidak berlaku untuk selamanya. Dibatalkan disini maksudnya hanya ditunda. Pada pasca pembatalan keputusan kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg pada bulan Januari 2014 yang lalu, pertamina telah melakukan konsultasi pada pemerintah tentang hasil Audit BPK tahun 2013 dan rekomendasi tindak lanjut temuan BPK pada waktu itu. Dalam dokumen audit BPK tahun 2013 tersebut terdapat temuan hasil pemeriksaan bahwa Pertamina telah menanggung kerugian atas bisnis Elpiji 12 Kg dan 50 Kg selama tahun 2011 s.d Oktober 2012 sebesar Rp. 7,73 Triliun.BPK kemudian memberikan rekomendasi sebagai berikut :


  1. Menaikkan harga LPG tabung 12 Kg sesuai biaya perolehan untuk mengurangi kerugian Pertamina dengan mempertimbangkan harga patokan LPG, kemampuan daya beli konsumen dalam negeri, dan kesinambungan penyediaan dan pendistribusian.
  2. Melaporkan kenaikan harga LPG tabung 12 kg tersebut kepada Menteri ESDM.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun