14 Juni 2011 15:40Diperbarui: 26 Juni 2015 04:311134
Arieyoko : " Bulan Mengalir "
Mengalirlah hidupku mengalirlah penuh sendeku,pada rumput, pada daun, pada angin,pada lelakonyang kudu penuh lelakujika ingin : berilmu.
Mengalirlah ilmu mengalirlah,penuh barokah pada hari-hari,pada waktu, pada sejarah, pada zaman yang jumpalitan,layaknya manuk branjangan berterbangan tak keruan,tetap saja kembali ke kandang jatiyang bersukma melati.
Mengalirlah melati mengalirlah,pada setiap hati di jejak-jejak matahari,rembulan ataupun jalan-jalan. Jangan gamangpada gebyar sumunar kota-kota, toh tetap saja bakal mati :terkapar.
Mengalirlah kematian mengalirlah penuh suka cita,penuh keindahan, penuh riang tawa. Lantaran hanyasebatas tirai yang sebenar-benarnya antara kamu, aku dan selembar nyawa : titipan ini.
Mengalirlah nyawa titipan mengalirlahtoh hanya titipan semata, tanpa garansi,tanpa diskon, demikianlah telah adasejak tak ada wujud kita
Mengalirlah wujud mengalirlah dalam sujud-sujud dalam wirid-wirid dan sembahku : Gustiku.....
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.