Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Elegi Mahasiswa/i Tingkat Akhir

29 September 2013   18:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:13 77 1
Aku tidak harus mengatakannya
Karena hal itu hanyalah kepalsuan
Bukan seperti yang akan disampaikan
Semua hanya kepalsuan

Aku tidak harus memakainya
Karena hal itu hanyalah kepalsuan
Bukan seperti yang dibayangkan
Semua hanya kepalsuan

Ini bukan diriku
Bukan sebenarnya
Aku bukan disini
Aku didunia yang tak kau lihat
Ini bukan diriku
Bukan sebenarnya
Ini hanya kepalsuan
Hanya kebohongan belaka

Cahaya itu memudarkanku
Memang itu seharusnya yang terjadi
Ini bukan hal yang bisa dipertahankan
Karena kekuatan untuk bercahaya tak dimiliki

Cahaya itu semakin memudar
Cepatlah memudar
Aku sudah berjalan terlalu jauh
Sudah lelah dan ingin berpaling
Kembali kejalan yang dipilih dengan hati

Note :

"Seandainya dulu saya tidak masuk jurusan ini"

"Seharusnya saya tidak menuruti kemauan orang tua saya"

"Jika saja saya dulu ikut tes lagi dan masuk ke jurusan yang saya sukai"

"Andai saja saya segera pindah sejak awal"

"Jika saja orang tua saya tidak memaksa saya"

"Enak ya kalau saya jurusan bla bla bla atau bla bla bla"

"Coba saja saya tahu dari dulu kalau jurusan ini susah. Tak cocok dengan saya"

" Jika saja ini bisa di-skip. Bisa lulus dengan mengikuti ujian kayak UN"

Dan berbagai macam lainnya.

Penyesalan. Harapan. Sisa semangat. Keputusasaan. Hampir menyerah. Stress. Kepikiran. Capek. Muak.

Sementara itu ada sekelompok orang yang seenaknya mengatakan,

"Kok lama sih? Lihat si *******, mau nyusul kamu"

"Kapan kelar? Kok lama? Keburu penerimaan ditutup"

Orang-orang yang melemparkan pertanyaan dan pernyataan seperti yang saya tulis diatas itu adalah orang-orang penyebab keluh kesah bertambah.

Saya membaca keluh kesah beberapa orang disekitar saya termasuk saya sendiri. Terkadang 'orang-orang luar' tidak mengerti dengan masalah, keadaan dan kemampuan para mahasiswa/i pejuang kelulusan.

"Ibu, ini bukan sesuatu yang bisa dikarang seperti mengarang bebas"

"Tolong, kemampuan saya ini tidak bisa dibandingkan dengan yang lebih cepat"

"Ini bukan sesuatu yang bisa langsung selesai dalam sekejap mata berkedip"

Bahkan setelah ini selesai pun belum tentu (bahkan kapok) tetap berada dijalur ini.

Saya (insya Allah) sudah pasti akan mengundurkan diri dari jalur ini. Kapok.

^_^.

Jika suatu hari nanti menjadi orang tua. Ada baiknya kita mengingat masa ini.

"Anak kita jangan dibandingkan dengan anak orang lain". Anak-anak itu terlahir dengan bakat dan kemampuan berbeda. Salah satu faktornya adalah gen orang tua. Saya pernah mendengar suatu percakapan seperti ini, "Kamu bodoh! Lihat si ****, dia selalu juara kelas. Tapi kenapa kamu selalu rangking terakhir? Pr gini aja nggak bisa. BODOH! Ini kan cuma tambah-tambahan". Saya merasa kasihan sekali pada orang tua yang memarahi anaknya itu. Bukankah ketika ia mengatakan anaknya bodoh sebenarnya dialah yang bodoh?. Berkata kasar seperti itu akan membuat anak sakit hati dan menirunya. Mungkin orang tua lupa kalau anak kecil adalah pengingat dan peniru terbaik :). Hati-hati.

"Jangan memaksakan ambisi tak tercapaimu pada anak". Anak itu bukan kamu. Kalau kamu mau, kamu saja yang menjalani. Anak itu punya jalan hidup sendiri. Jika dulu kamu gagal, maka jangan menjadikan anak sebagai 'robot pengganti'mu.

"Jangan berfikiran kolot, 'kamu harus masuk jurusan ini biar berhasil' ". Kita harus ingat bahwa semua ilmu itu bermanfaat (kecuali Ilmu hitam). Ubah sudut pandang. Allah itu maha kaya, pintu rejeki itu tidak hanya satu. Jadi, jangan takut, keberhasilan itu tidak dibatasi disatu jurusan saja kok.

"Jika anak memiliki bakat, keinginan, minat pada suatu ilmu. Tolong didampingi dan diarahkan". Jika bakatnya tidak pada bidang akademis, jangan diremehkan. Biasanya orang tua selalu menomorsatukan akademis sehingga sisi lainnya diabaikan atau diremehkan -_-.

"Jangan mengulangi kesalahan orang tua anda yang membuat anda sakit hati, kecewa, atau gagal". Jika anda sakit hati karena dulu orang tua anda memaksa, maka sebisa mungkin anda jangan jadi orang tua yang memaksa. Anda telah mengalami dan merasakan bagaimana rasanya paksaan, sakit hati, kecewa atau kegagalan. Ingat rasa sakitnya agar anda tidak melakukan hal yang menyebabkan rasa sakit itu.

Satu hal terpenting.
"Tuhan".
Pastikan Tuhan selalu ada dalam keimanan kita disepanjang waktu. Jika keimanan telah tertanam kuat. Maka semua jalan kebaikan akan terbuka :). Insya Allah.

^_^.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun