Skenario Doxxing:
1. Motif Pribadi: Seorang individu yang merasa marah atau dendam terhadap seseorang mungkin mencari informasi pribadi mereka dan menyebarkannya secara online sebagai bentuk balas dendam.
2. Penghinaan atau Pelecehan Online: Seseorang yang memiliki niat jahat dapat mencari informasi pribadi tentang lawan online-nya dan menggunakan informasi tersebut untuk menghina atau melecehkan mereka secara online.
3. Aktivisme Online yang Ekstrem: Beberapa kelompok atau individu yang terlibat dalam aktivisme ekstrem mungkin menggunakan doxxing sebagai alat untuk mengidentifikasi dan mengekspos lawan mereka, bahkan sampai pada tingkat ancaman atau tindakan kekerasan.
4. Pencurian Identitas dan Penipuan: Informasi pribadi yang ditemukan melalui doxxing dapat digunakan untuk mencuri identitas seseorang atau melakukan penipuan online.
5. Persekusi dan Stalking: Doxxing dapat memberikan pelaku kemampuan untuk menguntit korban secara fisik atau melalui media sosial, menyebabkan ancaman dan kecemasan.
Penting untuk diingat bahwa doxxing adalah pelanggaran privasi dan dapat berdampak serius pada kesejahteraan dan keamanan individu. Platform media sosial dan hukum di berbagai yurisdiksi memiliki peran dalam menangani dan menindak kejahatan semacam ini. Pencegahan doxxing melibatkan kesadaran pengguna tentang risiko yang terlibat dalam berbagi informasi pribadi secara online dan mengadopsi praktik keamanan yang baik.