Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ibu Adalah Malaikat Tanpa Sayap

23 Desember 2014   02:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:40 734 1
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu. ibuku sayang masih terus berjalan walau telapak kaki penuh darah penuh nanah. seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, ingin kudekat dan menangis dipangkuan mu sampai kutertidur bagai masa kecil dulu, lalu doa-doa baluri sekujur tubuh, dengan apa ku membalas.. IBU.

Kutipan syair diatas memang tidak asing lagi, yaa.. sebuah syair yang diciptakan oleh musisi nomor wahid Indonesia yaitu kang Iwan Fals. tepat di hari ibu ini sipenulis akan menceritakan kisah kasih dia bersama ibunya dan orang-orang yang dia sayangi.

Ibu, bibirmu pintu surga menuju bahagia dan ciuman adalah cara membukanya. meskipun tak ada lagi sesosok ayah didalam keluarga ini setidaknya doa ini melepuh dalam kepala, meluncur damai lewat sepasang matamu. ohh Tuhan yang maha puitis, doa ini aku tulis sebagai harapan untuk seseorang yang hari ini meninggalkan puisinya, lapangkanlah. dalam doaku untuk ibu tak kuminta hidup yang panjang, tapi hidup yang kau cintai sampai (setelah) mati.

Ibu, jam dinding ini berdetak pelan dan takdir mengaminkan doa-doa yang dirapal bibirku disepanjang tubuhmu. mari kita berbagi satu tugas sederhana, aku memanjatkan doa-doa untuk kita dan engkau mengaminkannya.sebagai api aku aku hanya ingin menyala dan padam dimatamu saja, ketuk lah pintu hati ini ibu sebelum rindu dikutuk waktu. pesan rinduku sedang menyamar menjadi bulu mata yang jatuh dipipimu, telah disabdakan oleh waktu bahwa pertemuan adalah awal dari perpisahan. maka, aku mencintaimu dengan hati-hati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun