Waktu masih bujangan yang lapuk dan berkerak, saya tidak kebayang bahwa pada suatu hari akan menjadi tukang dongeng. Paling gawat sih dulu, awal-awal pandemi, karena istri saya kerja di rumah sakit dan kala itu semuanya masih takut--ya sampai sekarang sih, tapi agak kesini sudah lebih terbiasa aja--jadilah saya dan istri tidur terpisah demi mengamankan anak semata wayang kami. Amit-amit kalau istri saya membawa si kopid sialan itu ke rumah. Nah, karena hanya berdua saja dan kadang anak saya belum ingin tidur jadilah berbagai cerita fabel saya keluarkan sebagai jurus pamungkas.Â
KEMBALI KE ARTIKEL