Pernah bermain hati? Ah, kalian semua pasti pernah bermain hati! Olan mengutuk semua orang yang berjalan berseliweran di hadapannya. Harap dimaklumi, anak itu lagi galau. Mungkin galau adalah nama tengahnya. Bayangkan, melihat pohon rambutan bergoyang saja dia galau, apalagi melihat durian runtuh. Ahhh.. Milyana. Olan mungkin perlu mengutuk diri kenapa pernah mendengar nama itu. Sejak kata itu masuk ke gendang telinganya, hatinya selalu gundah. Bahkan dia belum melihat Milyana sama sekali, baru mendengar namanya. Apa ini yang namanya CINTA? Beberapa pekan setelah kosa kata itu masuk ke telinganya, Olan lantas bertemu dengan Milyana. Layaknya seorang pria hendak mendekati gebetannya, Deranea melakukan hal-hal sesuai petunjuk pelaksanaan lelaki jomblo. Dan berbagai upayanya GAGAL. Masalah GAGALnya bukan ditolak atau ditampar, tapi dia bahkan tidak pernah sama sekali mengutarakan atau bahkan secara tersirat menyebut bahwa ia suka Milyana. Nenek-nenek galau juga nggak akan paham kalau tidak ada tanda-tanda sama sekali wahai pria gundah. Dan itu berlangsung terus selama LIMA TAHUN. Wew... Olan mulai menarik diri dari upaya pendekatan setelah tahu mantannya Milyana gantengnya jutaan kali lipat daripada mukanya. Olan lantas berupaya tetap dekat dengan menjadi teman, sahabat, rekan curhat. Jadi wajar kalau dia tahu banyak hal tentang Milyana, cukup dekat dengan Milyana bahkan ikut sok kompak dengan orang tua Milyana. Saking kompaknya, coba lihat perbuatan mereka di Facebook: [caption id="attachment_144338" align="aligncenter" width="320" caption="sumber: geheime-aabidder.blogspot.com"][/caption] Sampai kemudian Olan punya pacar. Hmmm.. Dia terpaksa memiliki pacar gara-gara logika. Yah, bagaimanapun sebagai seorang pria, dia butuh wanita. Dan dia merasa nggak mungkin mendapatkan Milyana, meskipun dia tahu gadis impiannya itu jomblo beneran. Dan Olan mempertahankan hubungan itu sampai tahunan lamanya, meski kerap sakit hati oleh ulah pacarnya. Olan sendiri sejak lulus memutuskan masuk ke dunia eksekutif muda dengan meeting-meeting soal manufaktur. Padahal cita-cita gilanya adalah menjadi penulis. Dan pacarnya sama sekali tidak memberi apresiasinya dalam menulis. Satu-satunya apresiasi menulis dia dapatkan dari Milyana. Mereka kerap bertukar posting dan saling mengomentari. Olan jauh lebih menikmati hidup dan kedekatan bersama Milyana karena disitu ada hatinya. Sedangkan sisanya? Olan harus hidup dalam pekerjaan yang bukan gairahnya, Olan juga harus hidup dengan wanita yang notabene tidak ada di hatinya. Jadi, dalam hidup Olan, hanya ada 2 kegiatan yang sejalan dengan kata hatinya yakni TIDUR dan MANDI. Sisanya? Bekerja di kantor yang bukan passionnya, dan bersama wanita yang bukan hatinya. Olan mulai menyadari bahwa dia telah terlalu menyiksa hatinya. Hati seharusnya tidak kalah oleh realitas. Hati seharusnya diperlakukan dengan baik dan sempurna. Adakah Kompasianer yang mampu memberikan obat yang JITU? Olan mohon masukannya. --- Titipan curhat..hehehehe... :)
KEMBALI KE ARTIKEL