pada tanah yang retak oleh rindu.
Benih-benih masa lalu
menunggu hujan kisah baru.
Cangkulku mencuri waktu,
menggali ruang antara kau dan aku.
Tiap genggam tanah berbisik lirih,
tentang tawa yang kini beralih.
Angin membawa harum langkah,
kenangan tumbuh menjalar lemah.
Di sana, bunga waktu bermekaran,
warnanya redup, tetap bertahan.
Dan aku menunggu,
di bawah langit yang tak lagi biru,
sambil berdoa,
agar kenangan ini abadi di hatimu.