Dalam situasi krisis literasi yang dihadapi Indonesia, konsep “pedagogi yang membebaskan” dari Paulo Freire memiliki relevansi yang tak terbantahkan. Berdasarkan hasil survei PISA (
Programme for International Student Assessment) 2018, Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 77 negara dalam hal kemampuan membaca. Skor membaca Indonesia hanya mencapai 371 poin, jauh dibawah rata-rata global sebesar 487 poin. (OECD, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di Indonesia kesulitan memahami teks yang kompleks, menarik kesimpulan dan menganalisis informasi. Disamping itu, angka ini mencerminkan betapa seriusnya krisis literasi yang berdampak pada kesadaran kritis dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan bangsa.
KEMBALI KE ARTIKEL