Setiap hari kata Jokowi selalu terdengar dan terlihat di manapun. Baik di televisi, di media sosial, dalam berita harian surat kabar atau terpampang di jalan raya yang masih memajang atribut kampanye masa lalu. Begitu tingginya tingkat intensitas kemunculan kata Jokowi sehingga kita terperosok begitu dalam dan akibatnya, kita mengkaitkan segala hal dengan sosok Jokowi. Seakan-akan Jokowi adalah pusat dari segalanya, sumber dari semua keputusan rezim. Lalu, masyarakat pun seakan-akan terbagi menjadi dua, pro dan anti Jokowi. Jokowi pun menjelma menjadi dewa sekaligus iblis. Kita lupa bahwa Jokowi hanyalah bagian dari rezim penguasa saat ini. kita lupa pada tokoh-tokoh lain yang juga menduduki posisi kunci dalam rezim saat ini.