Ironisnya, Tan Malaka ditembak mati oleh bangsanya sendiri. Kejadian ini berlangsung pada 21 Februari 1949 di desa Selo Panggung. Menurut Harry A.Poeze, sejarahwan Belanda yang gandrung meneliti Tan Malaka, pelakunya adalah seorang letnan dua dari Tentara Republik Indonesia bernama Sukotjo. Ia kemudian menjadi walikota Surabaya. Itu adalah aksi pribadi dari Sukotjo. Tidak ada perintah tembak mati dari atasan Sukotjo atau pimpinan tentara Indonesia. Karena itu, bulan Februari dikenal pula sebagai bulan hilangnya Tan Malaka. Tentu saja banyak yang bisa kita teladani dari Tan Malaka, tetapi untuk tahap awal, menurut saya ini 5 alasan terbaiknya.
KEMBALI KE ARTIKEL