Dulu, dua puluh tahun yang lalu masyarakat mungkin hanya mengenal Banyuwangi sebagai pusat perikanan karena ada di buku pelajaran tingkat SD dan SMP yaitu Muncar sebagai salah satu pelabuhan ikan. Disetiap musim lebaran, maka akan muncul berita kemacetan di pelabuhan Ketapang – Gilimanuk saat pemudik antri dari Bali menyebarang ke Banyuwangi. Pada musim liburan turis asing, muncullah Banyuwangi dengan pantai plengkung yang ramai dikunjungi turis asing yang menyebarang dari Bali. Lagi...lagi...seolah-olah Banyuwangi hanya kebagian yang di Bali tidak ada atau bisa jadi turis-turis backpacker yang tidak mampu belanja di Bali lalu ke Banyuwangi. Bahkan dahulu dalam pelajaran sejarah, sering Banyuwangi diasosiasikan tempatnya kumpul manusia jahat jika melihat cerita “Kerajaan Blambangan” dengan rajanya Minak Jinggo yang memberontak terhadap Kerajaan Majapahit. Siapapun orang Indonesia khususnya orang Jawa, apalagi Jawa Timur sangat bangga dengan Kerajaan Majapahit yang luasnya melebihi Indonesia dan menunjukkan jaman dahulu menjadi contoh Indonesia pernah berjaya dan selalu dalam berbagai even kebangkitan nasional merujuk pada “Kejayaan Majapahit”.
KEMBALI KE ARTIKEL