Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Lumayan Tambah Satu Kompasianer

24 Oktober 2011   23:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:33 74 1
Ini hanya omongan warung kopi saja. Bergumam. Bukan sok menilai. Tapi hanya dari pendapat sendiri.

Ada sebuah situs, yang bahkan sampai berani membayar per-postingan 25 ribu. Demi untuk agar ada yang mau menulis di sana. Tapi memang dibatasi, per-bulan hanya 10 postingan. Mungkin karena mengejar untuk selalu update. Bisa jadi juga karena terkungkung dalam tema yang dibikin. Atau memang programnya seperti itu. Entahlah. Yang jelas memang ghost writer, nama penulisnya tidak ditayangkan.

Tapi lain dengan Kompasiana. Bahkan tidak perlu memakai 25 ribu per-postingan, tulisan-tulisan karya Kompasianer memberondong masuk dari menit ke menit seperti tak ada hentinya. Dengan sukarela pasrah ber-kontribusi di Kompasiana.

Entah magnet apa sehingga Kompasiana memang grengseng.

Sebelum tulisan, ada kontributor, yaitu Kompasianer. Salah satu yang menjadi cara menarik "menjebak" untuk menjadi Kompasianer adalah lewat komentar. Jika belum registrasi menjadi Kompasianer, tidak bisa berkomentar.

Karena itulah, postingan yang menggelitik untuk berkomentar non Kompasianer, menurut saya bisa menjadi kontribusi juga untuk: "lumayan tambah satu Kompasianer".
Walaupun mungkin banyak juga yang hanya membaca, lantas lewat begitu saja. Malas registrasi atau karena belum tahu "grengseng"nya Kompasiana dengan katanya 70.000 an ribu Kompasianer.

Bisa jadi bila berkomentar dengan gratis, alias tanpa perlu registrasi, ya tidak akan mendaftar. Namun penilaian saya, tidak rugi kok jadi Kompasianer. Ada keuntungannya yang terletak pada rasa. Yaitu rasa senang. Mengingat ada ungkapan yang populer dalam basa jawa "seneng ki larang regane."

Sering untuk mendapatkan rasa senang, berapapun biaya tidak diperhitungkan. Salah satu contoh, bagi yang senang burung kicauan, kadang berapa juta pun dibayarkan. Atau yang senang memodifikasi kendaraan, konon ada yang biayanya melebihi harga kendaraan.

Lain dengan rasa senang menulis dan atau belajar menulis di Kompasiana. Relatif tidak memerlukan biaya. Gratis tis. Padahal rasa senang itu mahal harganya. Rasa senang karena apa yang ditulis bisa muncul di ruang publik seperti Kompasiana, banyak yang baca maupun sedikit, banyak yang menanggapi atau tidak sama sekali.

Mungkin kalau dulu sebelum ada media online, di media cetak ada ruang pembaca. Baik keluhan, tanggapan, maupun pendapat dari pembaca yang notabene warga, tertuang di sana.
Sekarang di era media online, salah satunya ada Kompasiana. Tempat mencurahkan tulisan dari warga masyarakat berbagai kalangan dan strata pendidikan. Bisa tayang di media online, dengan gratis.

Selamat menulis di Kompasiana. Selamat mendaftar, bagi yang belum mendaftar.
Rasa senang itu mahal harganya. Trims Kompasiana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun