Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Gunungkidul: Apakah Sudah Layak Disebut Kabupaten Puyuh?

26 Juli 2011   04:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 840 1
Gunungkidul merupakan kabupaten dalam propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai daerah dengan sebagian besar wilayah terdiri dari pedesaan, maka wajar jika usaha peternakan lebih mungkin berkembang. Salah satunya adalah peternakan budidaya burung puyuh petelur.

Perkembangan budidaya burung puyuh petelur sedemikian pesatnya di kabupaten Gunungkidul. Lebih banyak peternak baru dan peminat ternak puyuh dibanding peternak yang berhenti usahanya. Karena itu sudah layak atau belum jika Gunungkidul disebut sebagai "Kabupaten Puyuh" ?

Bisa sudah layak dan bisa belum layak. Tapi bisa juga belum layak yang menuju pada sudah layak. Mari kita cermati lagi perkembangan ternak puyuh petelur di kabupaten Gunungkidul.

Tercatat untuk saat ini hanya dari satu saja perusahaan kemitraan ternak puyuh yang bergerak di Gunungkidul, yaitu PT Peksi Gunaraharja, ada sekitar 295 peternak plasma puyuh petelur.
Jumlah peternak tersebut mengelola sekitar 600.000 populasi burung puyuh petelur yang produktif.

Itu hanya dari satu perusahaan kemitraan ternak puyuh yaitu PT Peksi Gunaraharja. Padahal kalau tidak salah, di kabupaten Gunungkidul ada sekitar 5 perusahaan kemitraan selain PT Peksi Gunaraharja yang membina peternak-peternak plasma burung puyuh petelur.

Berarti jumlah populasi 600.000 burung puyuh petelur produktif di kabupaten Gunungkidul anggap saja sebagai jumlah minimal. Dari jumlah tersebut dapat dihitung berupa kemungkinan total jumlah telur yang keluar dari Gunungkidul, termasuk dapat dihitung juga berapa pendapatan warga Gunungkidul dari hasil beternak puyuh.

Perhitungan Produksi Telur Puyuh dari Gunungkidul.

Dihitung rata-rata minimal saja dari produksi telur puyuh di Gunungkidul adalah 70% per-hari dikalikan dengan jumlah populasi 600.000 puyuh.
70% x 600.000 = 420.000 butir telur puyuh per-hari.
Jadi dalam seminggu di Gunungkidul minimalnya ada 420.000 x 7 = 2.940.000 butir telur puyuh per-minggu. Bukan jumlah yang sedikit.

Perputaran Uang dari Usaha Ternak Puyuh di Gunungkidul.
Dari hasil telur puyuh per-minggu seperti telah disebutkan di atas yaitu 2.940.000 butir. Melihat juga harga rata-rata pembelian telur puyuh dari peternak yaitu Rp 170.
Maka peredaran uang dari usaha budidaya ternak puyuh selama seminggu adalah Rp 170 x 2.940.000 = Rp 499.800.000
Berarti dalam satu bulan ada perputaran uang sejumlah Rp 1.999.200.000 ( hampir Rp 2 M ).

Pendapatan Total Peternak Puyuh di Gunungkidul.
Pendapatan total atau pemasukan peternak puyuh di Gunungkidul bisa dihitung dari jumlah populasi puyuh petelur yang saat ini produktif, yaitu 600.000 puyuh.
Penghasilan peternak puyuh petelur dihitung dari penghasilan yang "sebersih-bersihnya" adalah Rp 100.000 per-minggu per-1000 populasi.
Berarti dalam satu minggu peternak puyuh di Gunungkidul memperoleh hasil bersih Rp 100.000 x 600 = Rp 60.000.000 per-minggu.
Hasil per-bulan peternak puyuh warga Gunungkidul adalah:
Rp 60.000.000 x 4 = Rp 240.000.000 per-bulan untuk sekitar 295 peternak plasma.
( Mohon jangan dibandinkan dengan penghasilan bapak Gayus Tambunan atau om Nazaruddin ya ).

Data-data tersebut baru data satu perusahaan kemitraan PT Peksi Gunaraharja. Belum lagi dari perusahaan lain maupun dari peternak-peternak yang mandiri.

Sudah layakkah Gunungkidul disebut kabupaten puyuh ? Atau belum layak yang menuju ke sudah layak ? Tentu saja bukan dalam skala nasional, tapi dalam lingkup propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

[ Penulis adalah peternak plasma kemitraan PT Peksi Gunaraharja ].

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun