Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Hamilton dan Kebangkitan Inggris

30 Oktober 2008   11:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:25 421 0
Kalau ada yang yakin Lewis Hamilton tak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti tahun lalu, saya salah satu di antaranya. Kesalahan yang sama itu memang bisa saja tak diulangi Lewis, namun adakah yang menjamin drama yang sama tak terulang? Ini yang tak bisa ditebak.

Untuk membuka kenangan drama 2007 di Interlagos, kayaknya emang enak kalau kita singgung sedikit. Waktu itu Hamilton berangkat ke GP Brasil unggul 7 poin atas Kimi sang juara dunia, sama dengan sekarang. Bedanya, tahun lalu ada juga Fernando Alonso yang ada di tengah Lewis dan Kimi, tepatnya defisit 4 poin. Semua skenario mengarah ke Hamilton bakal jadi juara dunia sebagai rookie. Kalau pun gak menang, ya cukup finis di urutan 4 terhadap Alonso dan 5 terhadap Kimi. Bagi Kimi, hanya ada 1 skenario penting: ia menang dan Hamilton finis ke-7 atau lebih buruk. Sialnya, justru skenario buat Kimi itulah yang terjadi!
Lewis, atas 'budi baik' Alonso, memang apes. Dia sudah diseruduk Alonso selepas start. Gak lama, mobilnya ngadat gak mau jalan akibat sistem elektronik di mobilnya gak berfungsi. Hamilton terpuruk di belakang dan akhirnya bisa merambat naik finis di urutan 7. Unbelievable, tentu buat keuntungan Kimi.Lalu, apa dasar Hamilton tak mengulangi kesalahan serupa? Memangnya salah apa dia tahun lalu?
- Kesalahan utama Hamilton tahun lalu sebenarnya bukan di GP Brasil, tapi sudah didahului persis 1 GP sebelumnya di Cina. Waktu itu ia sudah unggul 17, ya 17 poin!, atas Kimi. Eh, nekad-nekadnya ia memutuskan gak ganti ban basah waktu trek basah sampai ban itu botak dan membuatnya tergelincir dan pulang tangan hampa. Itulah titik balik championship dan kesalahan terbesar Hamilton.
- Terus, kalau mau dibilang salah, ya mungkin saja saat itu ia terlalu ngotot 'perang' lawan Alonso. Mestinya, kalo orang yang sudah tak betah lagi menjadi teammate-nya ya gak usah terlalu diladeni. Gak heran deh kalo Alonso maksa mepet Hamilton di Interlagos, wong pada seri sebelumnya di Belgia dia juga dah mepet Hamilton kok, apalagi di seri krusial.
- Salah berikut, ini yang tak terungkap jelas karena tak mungkin diakui, adalah disinyalir waktu itu sistem elektronik McLaren ngadat karena Hamilton salah pencet tombol akibat panik setelah keluar jalur akibat dipepet Alonso. Apakah itu murni salah Hamilton atau tidak wallahu a'lam, tapi yang pasti posisinya waktu itu melorot ke urutan 18 dan kerja rodi sampai finis ke-7.

Tahun ini Alonso gak jadi temannya lagi. Dia pun sudah dinasihati banyak orang agar stay cool and calm. Melihat hasil sepanjang 2008 ini terlihat Lewis memang sudah bisa membuktikan bahwa kritikan banyak orang terhadap dirinya adalah salah besar. Penampilannya di GP Cina adalah bukti kuat, sekaligus jawaban kesalahan serupa di tempat sama setahun sebelumnya. Satu hal yang tak kalah penting, mobil McLaren tahun ini dalam status sejajar, kalau tidak dibilang lebih hebat dari Ferrari, dalam menyongsong seri terakhir. Tahun lalu kondisi terbalik karena Ferrari jauh terlihat superior sebelum balapan di Interlagos. Modal-modal ini yang kayaknya bakal membuat Hamilton gak bakal mengulangi kesalahan 2007.

Kalau mau pake persentase, kayaknya kans Hamilton 70:30 untuk jadi World's best.

Sekarang Massa. Apakah ia worthy champion if he finally is?
Jelas ya. Ia membuktikan jauh lebih konsisten dibanding Kimi tahun ini. Ada beberapa seri yang membuatnya down, tapi itu murni masalah teknis, seperti saat leading terus di Hongaria tapi mesin mobilnya meledak hanya 3 lap menjelang finis. Atau kasus di Singapura di mana dia juga leading terus, sebelum selang bahan bakar nyangkut di mobilnya dan ia bawa sebagai 'oleh-oleh' di pit lane. Ferrari oh Ferrari, you've let your drivers down! Massa dan juga Kimi pasti akan memberikan yang terbaik di Interlagos, misalnya dengan finis 1-2. Kalaupun toh itu gagal membawa Massa jadi juara dunia, at least titel konstruktor mereka raih.
Satu kelemahan terbesar lain Ferrari, dan yang ini ada andil pembalap, adalah mereka amat tidak konsisten dalam setelan mobil. Memang setiap sirkuit punya setelan berbeda dan memang pula ada data yang sama yang bisa dipakai dari tahun lalu. Tapi, tahun ini terlihat sekali Ferrari mengalami kendala besar dalam konsistensi setelan mobil. Hebatnya, ada satu seri (Jerman) di mana mereka tak bisa tampil menggigit hanya karena setelan mobil tak bisa cocok dengan ban Bridgestone! Padahal di seri-seri lain itu tak masalah.
Namun, gejala umum 'kegagalan' Ferrari tahun ini adalah mereka kerap tak bisa berakselerasi mengatasi problem bila pada latihan hari Jumat ada masalah. Biasanya kalau itu terjadi, maka performa mereka hari Sabtu dan Minggu ikut-ikutan bermasalah. Jauh sekali memang bila dibandingkan era Michael Schumacher. Saya menduga, dan ini bisa benar bisa salah, ini karena input dari Kimi atau Massa kepada tim tak selalu singkron dengan masalah yang sebenarnya terjadi, sehingga kecepatan dalam menangani masalah dan lalu percepatannya untuk mengejar lawan benar-benar tak tercipta. Sudah bukan rahasia bila Kimi dan Massa memang tak sebagus Schumi dalam technichal knowledge sehingga kalau ada masalah soal teknis mobil inputnya beda dan hasilnya pun ikut-ikutan beda baik dari sisi akurasi problem dan cara mengatasinya.

Terakhir, ini skenario mudah jalan menjadi juara....
Hamilton bila:
- Finis 5 atau lebih baik
- Finis 6 dan Massa finis 2 atau lebih buruk
- Finis 7 dan Massa finis 2 atau lebih buruk
- Finis 8 dan Massa finis 3 atau lebih buruk
- Gagal dapat poin dan Massa finis 3 atau lebih buruk

Massa bila:
- Menang dan Hamilton finis 6 atau lebih buruk
- Runner-up dan Hamilton finis 8 atau lebih buruk

Kalau poin sama....
- misalnya Massa menang dan Hamilton finis 6 (Massa juara karena menang 6x, Hamilton 5x)
- atau Massa runner-up dan Hamilton finis 8 (Massa juara karena sama2 menang 5x, tapi jadi runner-up 3x di mana Hamilton 2x)

Kalau akhirnya Hamilton jadi juara dunia, rasanya ini bisa jadi adalah tahun kebangkitan Inggris di olahraga. Teringat tahun lalu ada 2 peristiwa tragis bagi Inggris yang saling berurutan pada pekan yang sama. Setelah tim sepakbola Inggris kalah 2-3 dari Kroasia dan dipastikan gagal ke Euro 2008, Hamilton pun gagal jadi juara dunia. Semua sudah di depan mata. Kalau Inggris hanya butuh seri, Hamilton hanya...(sorry, lihat di atas ya). Belum lagi pada Liga Champion Eropa. Ada 3 klub Inggris dikeroyok 1 klub Italia di semifinal, tapi yang juara klub Italia (AC Milan)

Sekarang timnas Inggris dah kembali jago, Kroasia mereka babat 4-1 di kandang mereka. Di Liga Champion, 3 klub Inggris masih merajai semifinal melawan 1 klub Spanyol (Barcelona). Dan yang juara tentu dah pada tahu, Man. United. Masak sih Hamilton gak ketularan...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun