Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Menggapai Kaldera Gunung Raung (3332 M dpl) Sebuah Catatan Perjalanan

3 Desember 2011   16:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 2141 1
[caption id="attachment_147153" align="alignleft" width="300" caption="Gunung Raung tampak dari pesanggrahan PEMKAB Bondowoso, Sumberwringin"][/caption]

Pendakian Gunung Raung

Sebuah Catatan Perjalan

Gunung Raung (3332 m dpl), yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, menyediakan tantangan tersendiri bagi para pendaki gunung. Tidak adanya sumber air di sepanjang jalur pendakian, jalur yang panjang dan akses yang sulit merupakan alasan mengapa gunung ini hanya didaki pada musim-musim pendakian saja (Juli – September). Tapi bagi kami, semua hal diatas justru menjadi alasan mengapa kami menjadikan gunung ini target pendakian berikutnya. Maklumlah jiwa muda kami haus akan tantangan, ditambah lagi sudah lebih satu bulan kami tidak melakukan pendakian. Paru-paru kami sudah bosan dengan udara kotor Kota Malang, saatnya untuk dicuci dengan murninya udara pegunungan.

Gunungapi jenis komposit tipe A ini masuk ke dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kab. Bondowoso, Kab. Jember dan Kab. Banyuwangi. Gunung berapi tipe A merupakan gunung berapi yang tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Ada dua jalur yang lazim digunakan pendaki untuk menggapai puncak, yakni lewat sisi utara yang termasuk ke dalam wilayah Kab. Bondowoso serta sisi barat daya melalui Kab. Jember.

Kami berlima yang tergabung dalam MPA Jonggring Salaka Universitas Negeri Malang, akan mencoba mendaki lewat jalur utara yang memang menjadi jalur favorit para pendaki. Hal ini penting bagi kami, karena tidak ada seorangpun dari kami yang pernah mendaki gunung ini. Sadar akan risiko yang akan terjadi apabila kami memilih jalur yang kurang jelas, memaksa kami untuk memendam sementara keinginan untuk mencoba mendaki lewat jalur yang lebih menantang, jalur selatan.

Halaman Belakang Kantor PLN

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam dari Malang, akhirnya bus yang kami tumpangi tiba di terminal Kota Situbondo. Suara azan yang menandakan masuknya waktu sholat isya mengiringi langkah gontai kelima mahasiswa asal Malang turun dari bus. Dari kondektur bus, kami mendapat informasi untuk mencapai Kota Bondowoso kami bisa menggunakan mini bus yang melayani trayek Situbondo – Bondowoso. Tujuan kami sebenarnya bukanlah Kota Bondowoso, melainkan pertigaan menuju kota kecamatan Sumberwringin yang kami belum tahu namanya. Dengan sedikit menebalkan muka, akhirnya kami memperoleh informasi bahwa untuk mencapai Sumberwringin, kami harus menggunakan mini bus dan turun di pertigaan Gardu Atak lalu dilanjutkan dengan angkutan pedesaan menuju Sumberwringin. Kami memutuskan untuk menjadikan Gardu Atak target perjalanan hari ini. Untuk mencapai Sumberwringin sudah tidak mungkin lagi karena angkutan yang menuju kesana hanya ada sampai jam 5 sore

Waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 ketika kondektur mini bus menyuruh kami untuk bersiap-siap, kerena sebentar lagi kami akan tiba di Gardu Atak. Kurang dari satu jam waktu yang diperlukan untuk mencapai Gardu Atak. Sebelumnya kami telah membuat heboh seisi bus, saat memberi tahu tujuan kami kepada sekelompok ibu-ibu, mereka langsung menyarankan untuk lebih baik menginap di terminal karena daerah tujuan kami terkenal rawan tindakan kriminal. Bahkan seorang ibu menawarkan untuk menginap di rumahnya. Mulanya hanya kelompok ibu-ibu yang ”sangat peduli” kepada kami, tetapi tampaknya kelompok bapak-bapak yang duduk dibelakang tidak tahan untuk tidak ikut peduli dengan kami.

Malam itu kami beristirahat di kantor PLN Gardu Atak, sebenarnya kami ditawari untuk menginap di dalam kantor, tetapi halaman belakang kantor sudah cukup bagi kami. Matras digelar, dengan dipayungi flysheet ala kadarnya kami pun bersiap untuk makan malam lalu tidur. Langit malam itu bermurah hati untuk menampakkan bintang-bintangnya. Suatu pemandangan yang mustahil didapatkan di Kota Malang yang memiliki polusi cahaya tinggi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun