Menu sarapan sederhana sudah tersaji di meja makan selepas saya mandi. Sementara di luar, sinar matahari belum mampu menguapkan embun yang menutupi dedaunan. Nampaknya rencana saya untuk melanjutkan perjalanan sepagi mungkin telah sukses merepotkan keluarga Mas Lastanto. Sepagi mungkin adalah pilihan paling realistis mengingat terbatasnya pengetahuan terhadap medan yang akan saya lewati. Mungkin terlalu berlebihan bila saya mengalokasikan waktu sehari penuh untuk menyusuri jalan provinsi sepanjang 376 km sehingga harus berangkat pagi sekali. Tapi ini Kalimantan bukan Jawa yang kualitas jalannya selalu mendapat perhatian pemerintah pusat.
Sarapan di piring telah tandas berpindah mengisi lambung, tugas mulut pun usai dan digantikan lambung. Tas ransel lusuh telah menghimpun rapi barang bawaan saya pada setiap kompartemennya. Skuter matik menanti di halaman sambil memanaskan dan melumasi sendi-sendi mesinnya . Hangat matahari mulai dapat dirasakan seiring geliat masyarakat satuan pemukiman transmigrasi mengisi pagi minggu. Perpisahan di suasana pagi yang indah bukanlah kombinasi yang mengenakkan bagi saya, mungkin juga bagi keluarga Mas Lastanto. Kalimat perpisahan itu akhirnya keluar dengan susah payah dari lisan saya, dengan sedikit berbasa-basi sebagai pengantarnya. Beberapa gambar keluarga beliau saya ambil menggunakan kamera smartphone sebagai kenang-kenangan.
Perjalanan pulang dimulai dengan menyusuri jalan mulus beraspal di antara perkebunan karet dan kelapa sawit rakyat. Jalan ini berbeda dengan jalan sehari sebelumnya yang saya gunakan untuk menuju permukiman transmigrasi Suliliran Baru. Jalan akses ini mulus karena truk-truk pengangkut tandan buah segar kelapa sawit dilarang melewatinya. Beberapa menit kemudian saya telah sampai di jalan negara menuju kota Tanah Grogot.
Lepas dari Tanah Grogot, perjalanan mengarah ke kota kecamatan Kuaro yang masih termasuk wilayak Kabupaten Paser. Pemandangan menuju Kuaro masih dihiasi oleh jajaran perkebunan kelapa sawit dan sesekali diselingi tanaman karet rakyat yang tumbuh semaunya. Kota kecil ini ramai oleh arus manusia dan barang karena merupakan pertemuan jalan yang saya lewati dengan jalan Trans Kalimantan, yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur. Sempat salah arah dengan mengambil jalan menuju Balikpapan, skuter matik berbalik menuju jalan yang siap menuntun saya pulang.