Seni tradisional Bantengan adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Pelaku Bantengan yakin bahwa permainannya akan semakin menarik apabila telah masuk tahap "trans" yaitu tahapan pemain pemegang kepala Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan).
Seni Bantengan lahir sejak jaman kerajaan Singasari erat kaitannya dengan seni pencak silat, walaupun pada awalnya di masa kerajaan Ken Arok tersebut bentuk kesenian Bantengan belum berkembang seperti sekarang, yaitu bentuk topeng kepala Bantengan yang menari yang mengadopsi gerakan kembangan pencak silat.
Pada awalnya bantengan ini merupakan hiburan bagi pemain pencak silat ketika selesai melakukan latihan rutin, yang dimainkan berpasangan dimana 1 grup terdiri dari 2 banteng yaitu pasangan banteng jantan dan betina. Uniknya lagi walaupun berkembang dari seni pencak silat namun saat ini seni Bantengan telah berdiri sendiri sebagai seni tradisi sehingga tidak semua perguruan pencak silat di Indonesia memiliki grup bantengan begitu juga sebaliknya.