Hari masih pagi. Matahari juga belum terlalu tinggi, namun aku sudah rapi. Duduk di atas sebuah kursi rotan yang ada di teras yang tidak terlalu luas. Taksi pesananku belum juga datang hingga aku masih berkesempatan melanjutkan membaca karya Owens. Sebuah buku berjudul
Spirituality in Life. Buku spiritual yang berhasil mengaduk-aduk perasaanku. Buku itu kubeli sepuluh tahun lalu, namun dua tahun belakangan baru menarik untuk dibaca. Kureguk sisa
white coffee dari cangkir indah warna hijau kembang kesukaanku, seduhan lepas tahajud tadi. Entah ini kali yang ke berapa aku membacanya. Mataku tertuju dan tertuju lagi pada sebuah paragraf yang kugaris merah. Aku terpikat dengan kalimat-kalimatnya:
KEMBALI KE ARTIKEL