Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Juara Banget: Mama Terbaik Sepanjang Masa

21 April 2012   11:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 242 6

Hari Kartini.

Pagi tadi, selama 30 menit, RRI Surabaya mewawancarai saya melalui telepon. Mbak Wuri (sang penyiar program “Wanita dan Keluarga”), menanyakan, “Sebagai perempuan, penulis, guru, dosen, dan juga seorang ibu, apa pendapat Mbak Aridha tentang Kartini-Kartini yang sibuk bekerja sekarang ini…?”

Seputar inilah jawaban saya:

Sejak kecil, saya diberitahu bahwa Kartini bercita-cita, agar suatu saat, perempuan Indonesia harus maju. Namun saya sangat yakin, Kartini tidak pernah berpikir bahwa generasi perempuan hari ini menjadi kemajon (terlalu maju). Persis seperti yang pernah saya tulis di sini. Bahwa sebuah ancaman telah terjadi pada dunia keperempuanan.

Makin banyak perempuan terlalu jauh berjalan meninggalkan anak-anak dan tugas keperempuanannya. Perannya sebagai ibu berubah menjadi mesin pencari uang. Banyak perempuan sekarang lebih suka menukar peran. Lebih rela menjadi mesin pencetak uang. Mereka berubah menjadi mesin pencetak uang, bagi sekolah dan pembantu, lalu sekolah dan pembantu memerankan diri sebagai orang tua bagi anak-anak.

Hasilnya sudah mulai terlihat. Berapa banyak anak-anak berjalan jauh meninggalkan rumah dan kedua orang tuanya. Memutuskan sendirian, warna dan gaya hidup seperti apa yang mereka pilih. Secara fisik, anak-anak nampak memunyai ibu di rumah, tapi secara psikis hidup mereka PIATU, dimanakah Ibu…?

Itu adalah cerita keprihatinan saya di hari Kartini. Lalu cerita bahagianya mana? Inilah anugerah terindah dalam kehidupan saya.

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Baik. Pada hari ini, saya mendapat penghargaan agung, piala terindah di dunia, bertuliskan " JUARA BANGET, MAMA TERBAIK SEPANJANG MASA, TERIMA KASIH MAMA, I LOVE YOU.."

Saya tercekat tak bisa banyak berkata-kata ketika sepulang kerja, anak lelaki saya menghadiahkan piala untuk saya. Saya bahkan berusaha mengalihkan topic hanya untuk kepentingan menahan linang air mata, jangan sampai menetes. Saya, seorang perempuan yang selalu gagal menghitung kebaikan Tuhan, telah dianugerahi anak yang selalu kreatif. Syukur tak henti-henti terucap jauh dari lubuk hati.

Terima kasih anakku, Hanief Iksa Prakarsa Putra, semoga engkau dianugerahi oleh Allah SWT kemuliaan hidup dunia akhirat, nak... Amin YRA.

Terima kasih telah hadir dan membaca,

Salam bahagia penuh karya!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun