Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Universalitas

1 Juli 2011   01:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 159 6
“Ibu yang berlimpah kasih, mengapa ibu selalu mengucapkan ‘salam bahagia’ pada setiap akhir tulisan ibu? Bisakah saya mendapat pencerahan akan maknanya? Dan bisakah kita diskusi soal iman yang ibu katakan sebagai “pencarian kedalam”, seperti yang ibu tulis di sana?” semoga ibu senantiasa dilimpahi kasihNya!”

Pesan menarik ini datang dari seorang sahabat asal Tanah Toraja. Saya belum pernah berjumpa dan kenal sebelumnya. Yang saya tahu, itu pertama kali dia menyapa saya dan meninggalkan pesan melalui in box saya.

Ada kebahagiaan lain yang mendorong saya untuk menuliskan judul indah ini. Universalitas. Sebuah paradigma yang terus menerus menginspirasi saya  agar meluaskan “bacaan”. Apalagi selain berucap syukur?Tuhan mengerti saya dengan sangat baik. DIA anugerahkan kawan-kawan yang baik melingkupi kehidupan saya. “Bertemu” banyak sahabat penulis dalam sebuah komunitas yang bahkan hingga hari ini pun, saya belum pernah menatap wajah-wajah mereka. Tetapi hebatnya, mereka semua, baik dan menyenangkan. Alangkah bahagianya jika di pagi membuka in box, lalu disana mendapati pesan, “mana judul barunya?”, atau “ mana tulisannya kok sudah lama tidak muncul?”, “mana komennya di lapak saya?”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun