Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ruangan Berdebu

28 November 2022   08:58 Diperbarui: 29 November 2022   15:12 94 1
Di sebuah ruangan yang sunyi, dingin dan minim cahaya, seorang gadis cantik duduk di sebuah kursi yang sudah berdebu dengan memegang kuas di tangannya.
Didepannya sudah ada kanvas namun belum ada gambaran di dalamnya. Gadis itu hanya diam, memandang kanvas itu dengan tatapan kosong.
Terdengar pintu yang terbuka gadis itu menoleh. Terdengar akan namanya terpanggil. 
" Sandra disini kau ternyata,"Ujar Mita dengan suara yang keras.
Gadis cantik itu bernama Sandra, tepat nya Sandra Dwinta, gadis asal Semarang yang memiliki lesung pipit dan tahi lalat di dekat matanya.
Mita, Mita Ranila, gadis asal Jakarta, yang memiliki rambut panjang lurus dengan sedikit warna kecoklatan. Sahabat Sandra yang memiliki sifat sangat aktif dan suka berolahraga.
"Jangan keras keras Mita,"Jawab Kina. 
Kinara Redita,biasa di panggil Kina, gadis asal Bali, yang memiliki rambut pendek, pipi chubby dan tidak lupa dengan kacamata cat eyes nya. Gadis yang memiliki sifat dewasa, pendiam dan tidak suka akan kebisingan.
"Hehe, maaf, " Jawab Mita dengan senyum yang mengembang. 
" Ada apa kalian kemari?, " Tanya Sandra kepada sahabatnya itu. 
" Jelas kita kemari, karena kita khawatir, sedari tadi jam istirahat pertama kamu tidak kembali lagi ke kelas,ini sudah istirahat kedua namun ternyata kamu belum kembali ke kelas, " Jawab Mita panjang. 
"Kamu juga tidak mengabari kami, tentang kamu ada dimana dan kenapa tidak kembali ke kelas, " Jawab Kina. 
Mendengar perkataan sahabatnya itu, Sandra menghela nafas panjang. Ia jatuhkan kuas yang ada di tangannya dan berbalik menatap sahabatnya. 
" Lagian juga Sandra, kamu kenapa ada di ruangan ini, padahal sudah ada ruangan tersendiri untuk melukis, disini juga tempat nya seram, gelap dan barang barang disini juga sudah berdebu, " Tanya Mita. 
Sadra belum menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, dia hanya memandang ke arah depan tatapan sendu. 
Kina pun mendekat dan memeluk Sandra. 
" Hey ada dengan dirimu? , bisa kamu ceritakan kepada kami apa yang sedang kamu rasakan saat ini, " Ucap Kina sembari menyadarkan Sandra.
" Aku gagal, " Jawab Sandra singkat.
" Gagal? , apa yang gagal?, "tanya Kina.
Tidak ada jawaban dari Sandra, gadis itu menangis di pelukan Kina. Mendengar tangisan Sandra, Mita pun mendekat lalu memeluk Sandra bersama Kina.
" Tidak apa-apa menangislah hingga kamu tenang, " Jawab Mita.
Beberapa saat, tangisan Sandra mereda. 
" Sudah tenang Sandra?," Tanya Mita. 
" Hmmm, " Jawab Sandra. 
" Jadi apa yang terjadi Sandra?, " Tanya Kina. 
" Aku gagal memenangkan lomba melukis, "  Jawab Sandra. 
" Yang kata kamu itu kalau menang bisa mendapatkan beasiswa ke Jepang? ," Tanya Mita. 
" Iya, aku gagal karena pemilihan warna untuk tema yang aku buat tidak sinkron, " Jawab Sandra. 
" Aku kecewa, aku sangat sedih, aku sudah menyiapkan banyak hal untuk lomba kali ini, namun ternyata hasil yang aku dapat tidaklah yang aku inginkan, " Jawab Sandra lagi dengan suara yang lesu. 
Mendengar penuturan dari sahabatnya itu, perasaan mereka juga ikut sedih, karena memang sahabatnya ini sudah sangat semangat dan berniat untuk mengikuti lomba melukis itu, bukan karena ia suka melukis, namun juga ada beasiswa ke Jepang yang sangat ia impikan.
" Karena itu ternyata, Sandra aku tahu kamu sangat berharap akan lomba ini untuk bisa mendapatkan beasiswa, tapi jika takdir  memang tidak mengizinkan kamu untuk menang, kamu bisa apa kan. Tuhan pastinya sudah mempersiapkan yang lebih baik untuk kamu sandra percayalah, " Jawab Mita. 
" Iya Sandra benar itu, jadikan peristiwa ini menjadi pengalaman untuk kamu bisa lebih baik kedepannya, dan kamu harus terus mengembangkan karya karya mu itu ," Jawab Kina. 
" Percayalah Sandra, hal baik sedang menanti kamu di depan sana, kamu harus bisa bangkit dan semangat. Satu pintu tertutup, sepuluh pintu lagi akan terbuka luas, masih banyak kesempatan yang bisa engkau dapatkan di luar sana, jadi ayo tetap semangat, " Jawab Mita. 
Mendengar kata kata semangat dari kedua sahabatnya itu, Sandra pun tersenyum. 
"Makasih, kalian memang benar-benar sahabat terbaik, terimakasih sudah menemani aku dan membangkitkan semangat dalam diriku , aku akan bangkit dan selalu semangat untuk mencapai mimpiku ," Jawab Sandra. 
Mendengar hal itu Kina dan Mita tersenyum.
Pada akhirnya mereka akan terus menjadi sahabat yang saling pengertian, menemani ketika sedang kesusahan dan sama sama bangkit untuk mencapai impian yang mereka inginkan.








KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun