Apa pemabuk dan pemarah?
Mereka yang suka merusak barang milik orang lain?
Atau mungkin malah merampasnya dengan paksa apa yang bukan milik mereka?
Apakah kau tahu?
Mungkin kita tak seburuk itu
Pikir kita dalam renung yang diam
Kemudian mereguk secangkir teh atau kopi hangat
Mengangguk-angguk
Meyakini
Ah aku tidak seburuk itu
Lalu sebuah rasa menyeruak dari kedalaman kalbu
Kadang ada iri hati atas keberhasilan orang lain
Bahkan ketika bersama sahabat tertawa bahagia merayakan kesuksesannya
Dia sukses sekali, mengapa aku tidak?
Amarah muncul di hati karena kecemburuan
Kebencian hadir terselubung berbalut senyuman
Pikiranku melambungkan angkara dalam balutan persahabatan tak kentara
Itu membuatku kembali merenung tanpa suara.
Adakah yang merasakan hal sama seperti itu?
Itukah kita?
Sayup-sayup terdengar dalam batin yang sedang berdoa
Suara tangis bayi mungil yang papa
Lahir di palungan hewan
Tak mempunyai tempat layak untuk menyambut kehadiran-Nya di bumi
Itu menurut kacamataku
Dia yang dinantikan semesta
Kehadiran-Nya di bumi telah direncanakan dengan sempurna
Oleh Pemilik dan Pencipta alam raya
Tak ada setitikpun cela
Tak ada noda dalam kelahiran dan kehidupan-Nya
Sebenarnya, kelahiran-Nya disambut dengan gempita
Segenap malaikat surga bahkan datang merayakannya
Bintang Terang yang dinantikan para pencari berita
Mengarahkan pada kelahiran Dia di sebuah kandang domba
Gembala perlambang hati yang sederhana
Bukan dipenuhi gelimang harta
Sang Penyelamat dunia
Sang Raja Damai itu lahir dalam balutan kasih sayang dalam perhatian ayah dan bunda
Meski seolah miskin papa tak berharta
Namun sesungguhnya alam semesta dan segenap isinya adalah milik kepunyaan-Nya
Dia yang kaya raya rela datang menjadi sama dengan kita
Manusia yang papa