"Dor," hampir saja melompat jantungku dari tempatnya tersembunyi. Itu bukan suara tembakan ya. Tapi sohibku yang mengagetkanku dengan sangat. Biasa, dia memang suka mengagetkanku jika tahu aku sedang bengong, menurut dia. Padahal memang iya, eh, haha.
"Anggi, katanya kamu udah ga mau memikirkan dia lagi. Udah kelar belum itu perasaan di hati hah? Jangan-jangan, kamu masih sering mimpiin dia ya?" seru Vira sambil ambil tempat duduk di bawah pohon tak jauh dariku.
Iya itu kebiasaanku, kalau suntuk, suka ke taman dan cari pohon rindang, bukan mencari kursi untuk duduk menuliskan inspirasi tulisan yang muncul. Aku lebih suka duduk di rumput sambil membaca atau menuliskan apa saja yang melintas di kepalaku.
Buku berisi aneka ideku memang selalu kubawa kemana-mana. Itu juga sudah dihapal sama sohibku Vira.
Tapi, sore itu tanpa buku, aku hanya duduk-duduk diam di bawah pohon kesukaanku. "Nih, dari pada melamun, kamu baca buku aja. Aku kemaren ke toko buku, di deretan buku fiksi, novel dan aku lihat buku ini. Kamu kenal kan penulisnya?"