Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Berbuat Baik Itu Kadang Tak Perlu Pilih-Pilih

25 April 2023   17:46 Diperbarui: 25 April 2023   23:31 336 26
"Eh kamu mau menyeberang jalan ya?" sapa saya pada seorang gadis kecil yang tengok kanan kiri di tepi jalan sementara kendaraan berlalu lalang.

Gadis kecil itu menatapku. Memberi anggukan kecil dan kami pun menyeberang bersama. Tanpa diminta, saya pun menolongnya. Di sebrang jalan dia mendongak ke saya yang mengenakan baju Pramuka, "Makasih ya Kak."

Saya dipanggil kakak aduh bahagianya. "Sama-sama," jawab saya ringan.

Suatu pagi saya pernah juga mendapati nenek-nenek mau menyeberang jalan ramai di depan pasar yang saya lewati. "Nenek mau menyeberang ya? Mari saya sebrangkan."

Nenek tersebut memegang lengan saya erat kala kami menyeberang dan tiba di depan jalan menuju pasar. "Terima kasih ya Nak. Hati-hati di jalan."

"Sama-sama Nek. Terima kasih." Lalu saya menyeberang lagi dan melanjutkan perjalanan ke sekolah, tempat kerja saya.

Di hari lainnya, saya mau menyeberang dan jalanan sangat ramai, dua arah dan cukup lebar. Saya melihat murid saya yang sudah besar, sekitar usia anak SMP namun berpostur tinggi besar seusia anak SMA.

"Nak, tunggu Miss ya, Miss ikut menyeberang." Anak itu menengok dan tersenyum.
"Mari Miss menyeberang." Dulu saya pernah mengajar dia di kelas 2 SD, sekarang sudah SMP saja dan jauh lebih tinggi dari saya.

Sore ini di rumah, di kampung halaman saya, Ibu mau menyeberang jalan raya depan rumah. Ramai sekali karena arus balik. Saya bilang sama Ibu, "Sini Ma, saya sebrangkan." Ibu menolak karena biasa disebrangkan sama temannya yang juga tukang parkir dekat rumah.

"Itu, pas ada teman Bapak, biasanya kan kalau ramai begini, dia yang sebrangkan Mama." Lalu teman Bapak dan Ibu juga tentunya, menyeberangkan Ibu saya melewati jalanan yang ramai.

Saya tersenyum. Sebuah etika di jalan raya sedang saya lihat di depan mata. Saya mungkin mempraktekkannya dengan berbuat baik pada orang-orang di kota yang saya tidak kenal. Kebaikan yang saya lakukan itu seperti berputar melingkar dan kembali pada saya dengan cara yang tak terduga.

Ada kalanya saya sendiri yang menikmati kebaikan itu, ada kalanya orang-orang terdekat saya yang menerimanya. Saya cukup bahagia melihatnya.

Ibu pernah memberi saya nasihat beberapa hari lalu. "Ari, tetaplah berbuat baik dan jadi orang baik. Bukankah di sana (kota tempat saya bekerja) juga banyak orang sudah berbuat baik padamu".

"Iya Mama." Kata saya dengan penuh perhatian. Berbuat baiklah selagi ada kesempatan. Bila kesempatan itu diambil dari kita, bisa saja seingin apapun kita berbuat baik, namun tak bisa. Benarkan?

Termasuk dalam menulis artikel. Beberapa nama sahabat penulis perempuan memang sengaja saya sebutkan dan bagaimana relasi kami selama ini juga saya ceritakan. Semuanya saya tulis dengan ketulusan karena itu bentuk apresiasi dan kasih saya pada para penulis perempuan di Kompasiana.

Jangan sedih bila saya tak bisa menuliskan semua nama teman penulis perempuan di Kompasiana. Tak perlu merasa rendah diri apalagi baper dan hilang rasa percaya diri. Itu tak benar.

Jangan menilai diri Anda terlalu rendah pun jangan menilai diri Anda terlalu tinggi. Kenalilah siapa diri Anda sendiri. Tak perlu menjadi orang lain atau mengejar relasi dengan orang lain. Just feel free.

Itu yang saya lakukan dalam berelasi dengan rekan-rekan di Kompasiana. Just be you. Tak perlu menuntut orang lain untuk menulis tentang diri kita. Memberilah dan jangan menuntut diri diberi saja. Percayalah, ada kebahagiaan tersendiri saat melihat orang yang diberi merasa bahagia.

Begitu pula dengan menuliskan nama mereka, para penulis perempuan, sejauh ini mereka merasa bahagia karena membaca persembahan hati berupa sebuah karya apresiaisi kisah persahabatan kami di Kompasiana.

Siapa saja bisa menginspirasi kita. Tulislah tentang mereka sebagai tanda kasih kita secara tulus. Jika memilih diam dan tak menulis tentang mereka maka lebih bijak untuk diam. Tak perlu membuat mereka yang menulis nama penulis perempuan menjadi baper karena tulisan Anda.

Bukan. Bukan saya. Kalau saya memilih akan tetap sama. Menulis apa yang ingin saya tulis. Sama seperti di jalan raya, saya akan menolong siapapun yang saya ingin dan bisa tolong tanpa pilih-pilih. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun