Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Selendang Sutra Bunga Persik

22 Januari 2023   17:13 Diperbarui: 22 Januari 2023   23:18 513 32
Seorang pendekar perempuan yang konon disebut sebagai Dewi Bunga terkaget-kaget mendapat berita kehilangan seekor sapi jantan kesayangan. Bagaimana bisa ada yang tega melakukan perbuatan yang tak kenal belas kasihan itu.

Apa yang bisa dilakukan oleh seorang Dewi Bunga. Tak bisalah hanya berpangku tangan semata, bertopang dagu saja. Apalagi ini yang hilang adalah sapi jantan yang fenomenal milik seorang guru ternama di dunia persilatan.

Siapa lagi pemilik satu-satunya sapi jantan fenomenal di dunia persilatan Kompasiana, Engkong Felix. Entah mengapa musuh bisa bertindak terlalu jauh. Apakah ada kesalahan Engkong Felix di masa lalu pada si penculik sapi jantan.

Sedemikian murkanyakah pada pemiliknya sehingga satu-satunya hewan peliharaan kesayangan pun hilang. Bagaimana cara menolongnya?

Dewi Bunga memutar otak. Hanya bunga-bunga yang dimilikinya sebagai senjata. Apakah mampu melawan musuh yang sedang dilanda kebencian dan dendam. Siapa sebenarnya dalang di belakang semua tragedi ini.

Apa mau dikata, nasi telah menjadi bubur. Sapi jantan fenomenal itu telah hilang. Bagaimanapun rasa solidaritas sosial Dewi Bunga pendekar bersenjata pamungkas taburan bunga harus ikut berjuang dalam pertempuran ini.

Bersama banyak pendekar sakti lainnya yang suka berpuisi, datanglah si Dewi Bunga ke gelanggang pertempuran. Semesta menjadi saksi taburan bunga-bunga yang kelopak dan helaian bunganya mampu menembus bahkan menyayat para musuh hingga mereka bertemu tanah.

Bunga-bunga yang bertaburan menghantar mereka ke perhentian di hunian alam raya. Itu salah mereka juga karena sudah menyepelekan bunga-bunga yang membuat mereka hilang waspada. Bunga-bunga pengantar nyawa mereka ke perhentiannya.

Dewi Bunga mengakhiri pertempuran yang menjadi bagiannya. Diambilnya selendang sutra satu-satunya untuk membungkus sisa bunga yang masih ada. Semerbak harumnya membuat puisi-puisi bertaburan di kepala setiap orang di sepanjang jalan yang dilaluinya.

Dengan penuh khidmat menyerahkan selendang berbunga-bunga terhadap pemimpin perang. Jika bisa berdamai sajalah. Berikan bunga-bunga dalam selendang sutra ini untuk tebusan pengganti sapi jantan yang hilang itu.

Dewi Bunga berpesan, akan terjadi keajaiban di saat pertukaran dilakukan. Semua bunga akan berubah menjadi berwarna keemasan, berkilau, dan makin bernilai tinggi. Hanya jika bunga-bunga diberikan dalam ketulusan hati tanpa dendam atau benci. Iya, bunga-bunga itu akan menjadi bunga emas.

Demikianlah pesan Dewi Bunga pada pemimpin pertempuran. Apalagi di hari yang penuh makna ini. Ketika rembulan bersinar lebih terang dibanding malam-malam yang lainnya. Saat bintang-bintang pun menemani hingga hilang malam.

Salam damai dari Dewi Bunga. Kembalikanlah sapi jantan fenomenal itu pada pemiliknya. Hentikanlah pertengkaran dan segala dendam karena kebencian. Maka puisi-puisi cinta akan bertebaran pula mengiringi perjalanan para pendekar sakti di manapun berada.

....
Cerita ini fiktif semata dibuat sebagai bagian sederhana cersil yang sedang viral di Kompasiana karya Ayahanda Tjiptadinata. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun