Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Nasihat Kakak (Bagian 4: Cerbung Rindu Terlarang)

20 Maret 2022   19:33 Diperbarui: 20 Maret 2022   22:07 444 18
*Sebelumnya*

Kata-kata Sita tercekat tak jadi keluar. Kalimat terakhir yang dikatakan Anggi barusan membuatnya sadar. Ternyata hati Anggi belum sembuh benar dari rasa sakit karena rindu berat. Persis seperti yang diceritakan saat itu.

Ternyata untuk seorang penulis seperti Anggi, perasaan sangat memengaruhinya. Perasaan sakit di hati karena rindu tak semudah itu ditepis begitu saja oleh sohib kentalnya itu. Bahkan Anggi sampai ingin sekali bisa melupakan perasaan terdalamnya itu.

"Apa aku cerita aja ya ke Mas Angga. Bagaimanapun Anggi kan punya kakak yang sangat sayang padanya. Pasti dia peduli dengan keadaan Anggi saat ini."Sita melamun sambil bercakap-cakap dengan pikirannya sendiri seusai makan semangkok bakso di kedai depan kos Anggi.

"Ta, astaga itu minumanku. Jangan kau ambil pula lah." Tanpa sadar Sita mengambil gelas berisi minuman yang dipesan Anggi dan meminumnya.

"Eh, keliru, maaf. Terlanjur Nggi. Kamu pesan minum lagi aja ya yang baru," Sita malu sendiri karena terlanjur minum dari gelas milik Anggi. Memang sih masih utuh. Anggi memang kebiasaan tidak mau minum sebelum selesai makan.

"Nggak usah Ta. Aku nanti minum di kos aja. Deket juga, tinggal nyebrang."
Anggi malas aja nungguin minuman pesanan yang baru. Kadang lama.

"Yuk pulang. Aku udah selese."
Setelah melakukan pembayaran 2 mangkok bankso dan 2 gelas es teh manis, mereka beranjak ke kos Anggi.

Tiba-tiba HP Anggi berdering. Ada suara panggilan dari Angga, kakaknya yang jauh di Lombok.

"Halo Mas, tumben nelpon Minggu siang begini. Ada apa?"

Angga bercerita kalau dia sedang di sirkuit Mandalika, menjadi saksi sejarah menyaksikan sendiri persiapan MotoGP 2022.

Angga menceritakan keadaan di Mandalika yang tadi sempat hujan juga.
Sementara Anggi hanya sesekali saja menimpali cerita kakaknya. Tentu saja ini membuat Angga curiga. Tidak biasanya Anggi begitu. Biasanya selalu menimpali ceritanya dengan antusias.

"Anggi lagi patah hati, Mas Angga,"

Terdengar suara Sita yang sangat dikenali Angga. Terang saja Anggi langsung mencubit Sita. " Apaan sih Ta," sementara Sita meringis kesakitan akibat cubitan Anggi.

"Kamu lagi sedih Nggi? Tanya Angga yang masih menelepon. Dia segera menjauh mencari tempat yang lebih sepi untuk mendengarkan curhat Anggi. "Gak apa Mas, lanjut aja nonton balapannya ya. Pasti seru. Take your time ya, bye brother. Take care."

Angga kaget mendengar kata-kata Anggi yang langsung mematikan telponnya setelah memberi salam.

Angga bermaksud menelepon Anggi lagi nanti malam setelah acaranya selesai. Dia kembali ke teman-temannya dan melihat MotoGP hari ini. Ada yang mengusik hati Angga tentang adiknya.
....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun