Dia tidak membantah semua tudingan yang diterimanya. Untuk apa pikirnya dalam renung jiwa. Apapun yang disampaikannya pun tak akan digubris.
Dia merekam segala peristiwa di benaknya. Sambil menghitung ragam respon dari sekitar. Lalu mulai menilai dalam aneka kata di hatinya.
Mereka yang suka meremehkan sesama telah dicoretnya dengan tinta merah. Mereka yang menyambutnya dengan hangat ternyata ada pula. Dia memberikan goresan tinta emas di hatinya.
Wanita yang seolah diam tanpa kata-kata sebenarnya dia menyimpan banyak kata di hatinya. Hingga tiba masanya menjadi karya-karya yang sebagai cermin jiwa. Membuka kedok mereka yang sedang berpura-pura.
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
6 Juli 2021
Karya ke-1637