Embun pagi datang memberi kabar tentang senyumanmu di puncak pinus kemarin, katanya kau asik bersandar di bahunya.
Matahari juga datang membawa sedikit informasi, dia menjelaskan dengan panasnya bahwa bahwa kau telah terlindungi oleh awan mendung.
Bulanpun demikian, di bawahnya kabar gembira bahwa purnama yang tak bulat utuhnya kini berada di puncak purnamanya.
Pinus datang dengan ketergesah gesahan, di ceritakan bagaimana ia diikat kemudian kau naik di atasnya bersama seorang berisikan cerita sedih dimasa lampaunya.
Dingin malam datang dan mengaku kalah, ia ikut bercerita tentang bagaimana pelukan melekat pada tubuhmu hingga dingin tak berkutik.
Kesadaran datang sebagai penutup cerita, ia memaki hati pencinta, di katakannya mundur dan sadar, kau kasar dan tak layak.
Berbahagialah, senang mendengar cerita semesta dan aku membenci mulut yang nantinya mengucap cinta.