Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sial Seumur Hidup

1 Juli 2012   08:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:22 103 0
Akhir-akhir ini aku bingung.Di kota kecil ini, susahnya setengah mati bedakan mana trotoar,mana lapak pedagang,mana parkir sepeda motor,tiang-tiang penyangga billboard iklan.Di pinggir-pinggir jalan,di waktu yang lalu,trotoar itu tempat para pejalan kaki.Entah pagi,entah siang,entah sore,pejalan kaki punya hak berjalan di atasnya.Bebas hambatan,bisa berjalan beriringan 3 orang sekaligus..

Tapi kini,bukan saja di tempat-tempat yang ramai ,bahkan di tempat-tempat sunyi pun,sudah sulit berjalan di atas trotoar.Entah ideologi mana yang mengajarkan bahwa trotoar bukan lagi tempat berjalan kaki.Sesusah-susahnya orang cari nafkah,trotoar dianggap lapak gratis yang menjawab kesusahannya bayar kios jualan yang resmi.Sekaya-kayanya orang berduit,trotoar adalah pertapakan kecil yang turut mendukung ekspansi usahanya.Mau bayar berapa pun jadi, asal tiang-tiang penyangga tempatnya beriklan,bisa memuluskan promosi jualannya.Sehebat-hebatnya merek sepeda motor,trotoar itu lokasi parkir yang dianggap mempermudah urusan.Semakin ruwet jadinya kota ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun