Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sebuah Kisah

16 November 2013   14:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:05 69 1

Bekerja 15 jam sehari..
memulai karir dari bawah, lalu perlahan semakin menanjak..
hingga akhirnya aku memiliki bawahan..
kemudian menyiapkan asuransi diri, jika kelak aku sakit aku sakit atau meninggal..
agar ahli warisku tidaklah kesusahan dalam hidup..
membeli rumah, membeli beberapa investasi yang bisa berharga dikemudian hari kelak..
memiliki istri yang baik.. memiliki anak.. memiliki keluarga yang bahagia..
lalu usiaku mulai memasuki usia 40 dan aku akan mulai memikirkan akhirat..
akhirnya aku memperdalam ilmu agama dan mulai menceramahi para orang-orang di bawahku..
aku menjadi sebuah “icon”, orang-orang menghormatiku..
akhirnya segala impianku tercapai..
membahagiakan keluarga dan orang tua..
lalu aku akan mati lebih dulu, dan anakku mewarisi semua yang telah kubangun..
hartaku, sistemku, dan tekadku..
pada akhirnya aku akan selamat di dunia dan di akhirat..
meninggalkan ilmu bermanfaat, istri yg baik dan anak yg berbakti..
ah.. rasanya jalan seperti ini lurus sekali, atau aku bisa menyebut ini adalah jalan liberalis..
kaum liberalis dengan dogma-dogma kehidupan..

Lantas apa yang terjadi di sekitarku..??
kaum bawah yang mengais sampah, tidur dalam kesesatan jalan, dan makan dari api tungku..
membaca dan menulispun mereka tak bisa..
bisa hidup hari ini pun sudah keberuntungan besar bagi mereka..

Lalu bagaimana dengan para wanita di kampung-kampung sana..
mereka dirampas haknya, kecuali hak untuk hidup dan hak untuk makan..
mereka menjadi budak para iblis,, manusia tanpa moral yang haus akan nafsu..

Lalu bagaimana dengan hukum yang diputarbalikkan, mereka mengatakan kebenaran tapi sebenarnya mereka hanya membungkan mulut orang-orang yang menentang..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun