Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Oh Valentine...

15 Februari 2013   18:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:15 123 0

“Good Morning listenerssss, happy valentine day all!” terdengar suara penyiar yang bercuap-cuap di radio yang sedang kuputar pagi ini.

Hm, valentine ya! baru nyadar kalau hari ini valentine. Yap, aku langsung meraih ponselku dan ada satu pesan masuk disana. Kutebak pasti ini dari sayangku, ya siapa lagi kalau bukan dia. Dan ternyata, benar. Jam 00.01 dia mengucapkan ‘happy valentine’, makasih sayang, walaupun cuma ucapan tapi ini udah cukup. Dia ngucapin nya tepat di tanggal 14 Februari jam 00.01, meleset satu detik tuh.

Hm seperti biasa hari ini aku menjalani rutinitasku untuk berangkat ke rumah sakit. Kerja...kerja... bro...semangat!

Jam tujuh malam aku baru pulang, malam ini puas banget hujan mengguyur tubuhku. Saatnya istirahat deh, capek. Hm, rasanya ada yang kurang, ‘kangen dia’ padahal baru tadi siang ketemu. Aduh, kaya ABG aja nih. Dia udah pulang kerja atau belum ya? mudah-mudahan belum, aku mau gangguin dia kerja hihi.

Tuuut, aku mulai menelpon dia, tak lama berselang dia mengangkat telponku.

“Hallo sayang!” sapa seseorang di seberang sana.

“Hallo juga, udah pulang atau belum?”

“Udah tadi jam lima.”

“Oh.”

“Kok oh sih, emang kenapa?”

“Tadinya pengen ganggu kamu kerja.”

“Wah, sayang sekali anda kurang beruntung,”

“Hahaha, lagi apa sekarang?”

“Lagi nerima telpon dari orang yang paling ku sayang!”

“Lebay... oh iya sayang makasih ya tadi coklatnya!”

“Sama-sama, maaf ya cuma bisa ngasih coklat,”

“Ya nggak apa-apa.”

Suasana hening sesaat...

“Oh iya boleh minta bonus hadiah selain cokelat?

“Apa?”

“Ambil gitar dong!”

“Nah lho, pasti ketagihan denger suara emas kan!”

“Iya, makanya nyanyi buat aku dong.”

“Lagu apa?”

“Ya terserah, pokoknya pengen denger kamu nyanyi malam ini.”

“Oke, satu lagu dari Judika.”

Jreeng, dia mulai memetik-metik gitarnya.

Separuh nafasku ku hembuskan untuk cintaku Biar rinduku sampai kepada bidadariku Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak ku tak takut Tetap ku katakan ku cinta dirimu Karena kamu bintang di hatiku Takkan ada yang lain mampu goyahkan rasa cintaku padamu Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak ku tak takut Tetap ku katakan ku cinta dirimu Sudah jangan kau usik lagi Cinta yang tertanam di hati akan ku bawa sampai mati Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu Biar mamamu tak suka, papamu juga melarang Walau dunia menolak ku tak takut Tetap ku katakan ku cinta dirimu oooh

“Makasih sayang, walaupun suaranya nggak terlalu bagus tapi not bad lah,”

“Sembarangan, gini-gini juga nanti pasti ketagihan lagi denger suara emas.”

“Iya deh, hm udah malam waktunya kita bobo!”

“Oke, have a nice day sayang!”

“Have a nice day too.”

Klik, sambungan terputus, dan aku pun terlelap ke alam mimpi di temani alunan suaramu yang masih membekas dalam ingatanku.

Kukuruyuuuuuk....

“Selamat pagi dunia”

Kebiasaan nih bangun tidur bukannya langsung ke kemar mandi, cuci muka, gosok gigi dan wudhu malah... cek ponsel tersayang. Siapa tau ada pesan masuk. Tuh kan benar ada dua pesan masuk dari dia. Hmmm sudah ku tebak.

Sms pertama

From:

Maaf

Maksudnya? Kok dia tiba-tiba sms maaf. Oke cek sms yang ke dua.

From:

Sayang, sebaiknya kita berteman saja untuk saat ini. Kita sama-sama belum siap menjalani hubungan yang lebih serius, pintamu memang sederhana tapi tuntutan orangtuamu yang berat. Aku belum sanggup untuk memenuhi itu semua. Maaf sayang, I love u sayang.

Maksudnya? Aduh bangun tidur nyawa belum pada kumpul semua jadi berasa linglung nih. Mendadak lola, tunggu jadi dia mutusin gue...? Sekali lagi aku baca sms dia yang kedua itu. Tiba-tiba jam dinding berhenti berputar, ini bukan mimpi kan? Aku mencubit pipiku sendiri. Aduh sakit...

Oke fine, jika itu yang terbaik untuk kita. Tapi kenapa kok berasa nyesek gini ya! mendadak hujan turun di pagi hari, cuaca mendung, lengkaplah suasana.

Tiba-tiba ponselku berdering, hm dari dia. Kuat gak ya... aku jawab telpon dia, huaaaa.

“Hallo,” ucapku seriang mungkin seperti biasa.

“Hallo, lama banget angkatnya.”

“Hehe, lagi di kamar mandi!” tentu saja bohong. Hello.. gue belum cuci muka, belum gosok gigi, belum sholat lagi. Parah.

“Aku minta maaf sayang!”

“Minta maaf untuk apa?” jawabku polos, aduh bego banget kenapa gue malah balik tanya.

“Ya, seperti yang di sms tadi.”

“Oh, oke never mind!” jawabku sok tegar.

“Maaf, aku belum bisa jadi yang terbaik untukmu.”

“Aku nggak mencari yang terbaik dan yang sempurna, tapi aku mencari seseorang yang bisa membuatku lebih baik dan bisa melengkapi ketidaksempurnaanku,” ucapku dalam hati. sungguh tak kuasa aku katakan itu semua.

“Kok diam.”

“Eh, ini lagi baca sms, aku dapat shift siang hari ini,” jawabku asal tentu saja aku bohong (lagi).

“Oh,,”

“Ya sudah gak apa-apa kok, mungkin benar katamu lebih baik kita berteman.”

“Maaf,”

“Tidak ada yang salah dan tidak usah di persalahkan. Kita kenal baik-baik dan berpisah pun harus baik-baik lah.”

“Hm, kamu kerja kan hari ini?” tanyaku padanya modus pengalihan pembicaraan. Nggak kuat takut keburu tumpah nih bendungan air mata.

“Iya.”

“Ya sudah mandi sana, nanti telat lho.”

“Oke.”

Klik sambungan di putus.

Siap jatuh cinta maka harus siap patah hati. Begitulah harga mati yang tak bisa ditawar lagi jika bersinggungan dengan dunia cinta. Ketika sedang jatuh cinta semua terasa indah, otak dan pikiran kita seakan dipenuhi bunga-bunga bermekaran, tapi ketika patah hati dunia seakan gelap tak bernyawa, otak dan pikiran kita seakan tertidur lelap tak ada kreatifitas sama sekali. Lebih-lebih gue mendadak mellow menangisi makhluk bernama cowok dan uring-uringan nggak jelas, masalah klasik!

Finally, aku kembali terjatuh dalam siksaan cinta. Kau memilih mundur, seakan tak sanggup menyanggupi pintaku yang teramat sederhana. Dari luka itu, aku belajar memahami arti bijaksana. Dari kecewa itu kau ajari aku dewasa, tak semua yang kita inginkan bisa terwujud begitu saja.

Nggak tepat banget kita harus putus sehari setelah valentine, disaat lagi sayang sayangnya. Di saat pengen kasih kejutan buat dia eh... ya sudahlah. Kalau dipikir secara logis, buat apa aku menenggelamkan diriku sejauh ini. Disini aku nangis sampai mata bengkak, disana dia mungkin tak sedikitpun memikirkanku. Ok, waktunya wake up dari keterpurukan girls! Buanglah mantan pada tempatnya oke!

Tapi, aku ada permintaan terakhir untukmu, izinkanlah aku untuk selalu menyayangimu selamanya, karena dalam kamusku, seseorang yang pernah aku sayang tak kan bisa aku delete dalam ruang hatiku. Maaf jika kau keberatan, tapi ini sudah aturannya. DEAL!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun