Generasi Z, yang juga dikenal sebagai iGen, adalah kelompok demografis yang lahir
antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi digital, di mana internet, media sosial, dan smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai anak-anak dari era digital, Generasi Z menghadapi tantangan unik dalam menjelajahi identitas budaya mereka dan menavigasi kehidupan sosial dalam konteks yang semakin terhubung secara digital.
Identitas budaya adalah inti dari eksistensi manusia. Ini mencakup cara individu melihat
diri mereka sendiri dan bagaimana mereka berhubungan dengan dunia di sekitar mereka. Bagi Generasi Z, identitas budaya dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk pengaruh dari keluarga, teman sebaya, pendidikan, dan media sosial. Mereka tumbuh dalam masyarakat yang semakin multikultural dan global, yang memungkinkan mereka untuk mengadopsi dan menghargai elemen-elemen dari berbagai budaya.
1. Multikulturalisme
Generasi Z tumbuh dalam masyarakat yang semakin multikultural dan global. Mereka memiliki akses yang lebih besar terhadap berbagai budaya, baik melalui internet maupun melalui interaksi langsung dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Ini memungkinkan mereka untuk mengadopsi dan menghargai nilai-nilai dari berbagai budaya, sehingga membentuk identitas yang inklusif dan terbuka terhadap
keragaman (Hermino, 2015).
2. Teknologi Digital
Peran teknologi digital, terutama media sosial, sangat signifikan dalam membentuk identitas budaya Generasi Z. Mereka tumbuh dengan ponsel pintar, internet, dan platform media sosial yang memungkinkan mereka untuk terhubung dengan teman-teman sebaya, berbagi pengalaman, dan mengekspresikan diri mereka secara kreatif. Identitas digital mereka seringkali menjadi bagian integral dari identitas budaya mereka, karena mereka membangun dan mengelola "persona digital" yang mencerminkan aspirasi, minat, dan nilai-nilai yang mereka anut.
3. Self-Expression
Media sosial memberikan platform bagi Generasi Z untuk mengekspresikan diri
mereka dengan bebas. Mereka menggunakan berbagai bentuk konten digital, seperti foto, video, dan tulisan, untuk menyampaikan gagasan, minat, dan identitas mereka. Dalam lingkungan digital ini, kreativitas dan autentisitas menjadi nilai yang sangat dihargai, sehingga memungkinkan mereka untuk mengembangkan identitas yang unik
dan beragam.
4. Kesadaran Sosial
Identitas budaya Generasi Z juga sering kali tercermin dalam kesadaran sosial mereka. Mereka cenderung memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial, seperti lingkungan, kesetaraan gender, dan keadilan rasial. Mereka menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan kesadaran tentang isu-isu ini, memobilisasi dukungan, dan mempengaruhi perubahan positif dalam masyarakat.
Selain eksplorasi identitas budaya, Generasi Z juga menghadapi berbagai tantangan sosial dalam era digital. Penggunaan yang berlebihan dan tidak sehat dari media sosial telah dikaitkan dengan peningkatan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan ketidakpercayaan diri. Di sisi lain, media sosial juga menjadi alat bagi mereka untuk memobilisasi perubahan sosial dan politik melalui aktivisme online. Namun, mereka juga dihadapkan pada risiko disinformasi dan polarisasi yang dapat mengaburkan pemahaman mereka tentang isu-isu kompleks. Selain itu, tekanan konformitas dari standar yang ditetapkan
oleh media sosial dan budaya daring seringkali menghasilkan kecemasan dan perasaan tidak mencukupi di kalangan Generasi Z.
*Tantangan Sosial dalam Era Digital*
Era digital membawa berbagai kemudahan dan keuntungan, tetapi juga menghadirkan
sejumlah tantangan sosial bagi Generasi Z. Dalam lingkungan yang semakin terkoneksi secara digital, Generasi Z dihadapkan pada berbagai tantangan yang memengaruhi kesejahteraan mereka secara sosial, emosional, dan psikologis. Berikut adalah beberapa tantangan sosial utama yang dihadapi Generasi Z dalam era digital:
1. Kesehatan Mental
Penggunaan teknologi digital, terutama media sosial, telah dikaitkan dengan peningkatan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan
tidur. Terpaparnya Generasi Z pada tekanan sosial, perbandingan sosial, dan cyberbullying melalui platform digital dapat mengganggu kesehatan mental mereka.
2. Ketergantungan pada Teknologi
Generasi Z cenderung mengalami ketergantungan pada teknologi digital, seperti smartphone dan media sosial. Penggunaan yang berlebihan dan tidak sehat dari teknologi ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berinteraksi secara langsung, berkembang secara sosial, dan mengatur emosi mereka.
3. Disinformasi dan Polaritas
Generasi Z sering kali terpapar pada disinformasi dan polarisasi politik melalui internet dan media sosial. Ketergantungan pada sumber berita digital yang tidak diverifikasi dapat menyebabkan pemahaman yang salah tentang isu-isu sosial dan politik, serta memperkuat pemisahan dan konflik dalam masyarakat.
4. Tekanan Konformitas
Media sosial seringkali menciptakan tekanan untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh budaya daring dan norma sosial online. Generasi Z merasa perlu untuk mencocokkan diri dengan gambaran ideal yang dipresentasikan di media sosial, yang dapat menyebabkan perasaan tidak mencukupi, rendah diri, dan kecemasan.
*KESIMPULAN*
Kesimpulan ini menekankan pentingnya memahami tantangan yang dihadapi oleh
Generasi Z dalam mengelola identitas budaya dan kehidupan sosial mereka di era digital. Dengan mempertimbangkan dinamika kompleks ini, dapat dirancang kebijakan dan intervensi yang tepat guna untuk mendukung perkembangan positif mereka. Dialog terbuka tentang identitas, kesehatan mental, dan pentingnya melibatkan Generasi Z dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka sendiri, serta membangun dukungan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi di era digital ini. Dengan pendekatan ini, kita dapat memastikan bahwa Generasi Z dapat berkembang secara positif dan meraih potensi mereka penuh dalam menghadapi kompleksitas dunia modern yang terus berubah.