Lalu, Muhammad itu mempersaudarakan antar pendatang dengan penghuni bahkan sampai ada yang berbagi harta, rumah, lahan tanam maupun ternak. Nah, antara pendatang dan penghuni ini ada perbedaan di mana semua pendatang adalah muslim namun tidak dengan para penghuni. Tandanya tidak benar sama sekali apa yang menjadi aspirasi kebanyakan umat Islam sekarang yang selalu meng-orang lainkan orang yang bukan Islam).
Fakta selanjutnya adalah Muhammad datang tidak sebagai orang yang bernafsu untuk mengislam-islamkan orang yang bukan Islam melainkan beliau datang sebagai perancang yang menghasilkan rancangan Kota Raya Madinah. Maka yang beliau garap pertama adalah sumber air, kedua adalah lahan pertanian dan yang ketiga adalah tempat-tempat hunian. Jadi Muhammad adalah seorang Arsitek yang luar biasa, bukan sebagai orang yang berdakwah kesana kemari agar orang masuk Islam, beliau datang sebagai pengayom masyarakat lalu berbuat baik serta menjadi Rahmatan Lil Alamin, perkara para Ansor masuk Islam itu bukan urusan Rasululla).
Dan yang paling kritis dari beberapa fakta Piagam Madinah ini adalah jawaban kepada beberapa paham Teokrasi yang sangat eksklusif, faktanya adalah tidak ada khalifah, tidak ada raja, tidak ada pemimpin atau apapun itu yang bentuknya hierarki kekuasaan, semua horizhontal. Tidak ada sistem sebagaimana Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Muhammad tidak menjadi Khalifah, tidak juga menjadi pemimpin formal, beliau hanya menjadi pengayom masyarakat.